Kamis, 29 Oktober 2009

PUISI BIRU

“PASTI ’KAN KUTEMUI, NANTI…”
Tiga bulan lagi kau kembali, tapi cita-citamu tak pernah berhenti
Sungguh mulia, kau bekerja untuk kuliah
Sementara banyak orang kuliah untuk mencari kerja

Bukan jaminan kuliah untuk hidup mapan
Kau sungguh-sungguh menggenggam harapan

Tapi aku takut
Takut kalau-kalau kamu ikut
Ikut-ikutan pergaulan kampus yang….
Yang tak bias ku bayangkan,
Setidaknya saat ini
Saat ini

Saat ini tak kan ternodai persahabatan ini dua kali
Barang kali sampai kita ketemu nanti

Nanti…pasti ‘kan kutemui
Di sini
Di lain hari
Dengan lain hati
Lebih hati-hati tentunya
Ya…?

24 Maret 2009/01:03am



“KAU BERHENTI MEMANGGILKU EL”

kau berhenti memanggilku ‘el
katamu aku tiga tahun lebih tua

bukan vi’, bukan itu

tetaplah memanggilku ‘el
dan ijinkan aku
tetap memanggilmu vi’

karena sejatinya
‘el dan vi’
hanya terdiri
dari dua huruf saja.

L dan V



”HUJAN”

Sedihkah langit melihat kita
Ataukah menangisi bumi
Yang tersakiti


”MATAHARI”

Tanpa kata
Cerita
Hanya diam

Seperti
Patung candi
Berlumut

Sunyi mesti tenang
Gelisah karena beku

Seolah-olah
Aku lelah
Sebagai matahari
Pencair beku

Jarak jauh
Bukanlah kendala

Sampai kapan
Beku ini
Terus membatu



”CINTA”
Aku tak sanggup menjadi laut yang menampung setiap aliran sungai dan air hujan,tapi setidaknya aku masih bisa menampung air matamu

Tubuhku yang ringkih inipun takkan mampu mendekapmu erat, tapi setidaknya masih memberikan kehangatan yang sama seperti matahari di awal dhuha

Aku bukanlah bumi yang memelukmu saat terjatuh, tapi setidaknya aku memapahmu ketika kau terluka

Aku tak mampu menjadi apapun
Tapi cinta
Bisa merubah apapun



"HIJRIYAH"

Tahun hijriyah
dimulai dari hijrah nabi
bukan kelahirannya.

Itu artinya,
bahwa kelahiran
bukanlah satu-satunya titik awal.

Tapi sejauh mana
kita bisa berubah
menuju arah yang lebih baik.
Jadi…. ???

Wadas lintang
sekilas ada yang merintang
membendung cintaku yang tak berujung
terlintas memori menjer
telaga cintaku berjejer

memang aku tak sejajar
tak berani jujur berujar

ya, cintaku benar-benar tertinggal di sini
namun, meski berkali-kali ku singgah
tak kan kupungut lagi
lelah

tapi aku tak menyerah
karena masih kutemukan celah
menuju samudera hikmah
Garung, 28 September 2009



Jalan Pulang
selepas dari wadas lintang
ada yang kandas, ada yang hilang
entahlah, aku kalut bimbang
biarlah ku balut luka kenangan
yang tergores di jalanan
Candiroto-Wonotunggal, 29 September 2009





PRANGKO ANTIK
Terlalu lama memang, bahkan mungkin ku tlah bisa
sedikit melupakanmu, berbincang lewat lembar biru,
putih, sesekali ungu

Terlalu lama memang, mungkin benar-benar aku
tlah bisa melupakanmu, bicara lewat kabel sedikitnya
sekali dalam setahun

Terlalu lama memang,mungkin dengan mudah aku lupa
dua kata yang kau tulis saat aku terpuruk
: standing still

Terlalu lama memang, sudah tahunan kita tak berbincang
atau sekedar berbagi sapa, tepatnya selepas kau layangkan
beberapa lembar wajahmu yang kini singgah di albumku

Apa memang sudah lama ya kita terlupa
ah, tidak juga. Semalam kau jumpaiku lagi
lewat merpati gambir yang kau kirim

Di sayapnya prangko antik empat gambar
: pengrajin batik
: pemandangan laut
: gunung selimut salju
Satu lagi pahlawan nasional yang ku kenal
: bung Tomo

Liena…
di sebelah hatiku yang manakah
Engkau akan singgah



AKU, PUISI, BINTANG, GELAP, dan VI’

“malam ini tak ada puisi, hanya ada bintang dan gelap yang membuatku iri”
“kenapa mesti iri, ‘el?”
“bintang bisa terang karena gelap, dan gelap jadi lebih indah karena bintang tegap”
“bukankah itu hal yang positif? Kita bisa menikmatinya kan? Gi ada masalah ya el?”

Vi’ memang selalu mengerti, setiap kata yang terucap adalah puisi
Biar ku ibaratkan ia bintang saja
Dan aku gelapnya
Nyatanya ia memang bintang bagi keluarganya
: Ayahnya
: Ibunya; seandainya masih ada
: Kakak-kakaknya
: Adik-adiknya
, bahkan orang-orang disekitarnya

Vi’ memang bintang bagi semua orang
Dan aku bisa dengan mudah menjadi gelapnya
Tapi satu hal yang pasti,
Aku takkan mampu jadi langitnya

17 Juli 2009 01:11am




JEALOUSY

Mestikah cemburu
Bila kekasih mengingat masa lalu
Bukan tentangku bukan tentangmu
Tapi tentang dia yang takkan terhapus waktu

Lantas apa arti hadirku
Arti hadirmu
Bila tak lagi punya posisi
Di hatinya yang berselimut sangsi

Mestikah diam
Manakala kekasih tak bisa diam
Bercerita tentang mantannya
yang tak pernah terlupakan

lantas apa arti kenangan
yang sempat dirangkai bersama
hanya sebagai karangan bunga
untuk melepas kepergian cinta

tunggu dulu….

Tak biasanya aku cemburu
benarkah cintaku baru tumbuh
Benar-benar tumbuh
subur, mengakar di dalam tubuh
Sepanjang 27 Oktober 2009

Kamis, 08 Oktober 2009

jelajah

Borobudur
Adakah cinta seteguh borobudur
Bila ada, kan kudatangi kotanya
Tapi kutak mau cintaku keras bagai batu
Ataukah kusinggahi saja kota lainnya
Selomerto atau mertoyudan

kolak gratis

KOLAK GRATIS DIBULAN ROMANTIS

Siang yang melelahkan, sebenarnya bukan waktu siang yang membuat lelah, tapi aktifitas pada malam sebelumnya yang terlalu padat sehingga mewariskan kelelahan pada siang harinya.
Pagi yang cerah, seperti pagi-pagi yang telah lewat aku tetap berangkat ke sekolah meskipun agak terlambat lantaran bangun telat. Sisa lelah masih membekas di pipi kanan, untung saja tak ada sisa peta yang belum selesai aku gambar : tahu maksudnya kan? Hehe…
Tak ada hal yang istimewa di sekolah, hanya saja ada satu pertanyaan yang membuatku terpaksa menampakkan seulas senyum. Pertanyaan tentang batal tidaknya puasa seseorang yang keluar darah. Saya pikir apa , jebule ada yang berdarah karena tergores pames. Walah kalau darah yang itu sih tidak membatalkan puasa tapi kalau darah yang keluar dari….. tidak usah dijelaskan saya piker murid-muridku sudah pada tahu…. Tentu saja membatalkan puasa.
Sampai di rumah, aku rebah.lupa akan janji yang sempat terucap kemarin. Ya janji bahwa sore ini mesti ke Muhi (SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan) ada amanah yang harus diselesaikan perihal analisis SWOT dan Kurikulum SMK dalam rangka inisiasi pendirian SMK Muhammadiyah Doro.
Pukul 17.10 kami sampi di Muhi, tepatnya di asrama putri Jln Sumatra Pekalongan. Sampai di sana ada kesibukan lain ternyata ; bagi takjil di lampu merah jln KHM Mansyur berupa kolpigar sebut saja begitulah, karena memang aku gak tau namanya. Yang jelas sih kolak pisang agar-agar.
Ternyata bulan ini benar-benar romantis ya… romantis karena tiap orang berlomba mencari cinta Tuhan. Sampai-sampai cintanya kepada Tuhan melebar kepada sesama manusia; termasuk bagi-bagi takjil tadi, bukankah itu suatu perbuatan mulia yang bernilai ibadah. Tuhan juga sangat murah hati di bulan ini, tidur saja dapat pahala apalagi beramal, pasti pahalanya berlipat ganda.
Kalau ada kolak gratis dibulan romantis, ada nggak ya sarapan gratis dibulan krisis?

Rabu, 30 September 2009

WADAS LINTANG

WADAS LINTANG
selepas dari wadas lintang
ada yang kandas ada yang hilang
entah, aku kalut aku bimbang
biarlah kubalut luka kenangan
yang tergores di jalanan
28 September 2009

AVE SERIES

MENULIS TAK SEKADAR KENYANG

Aq harus mulai
dr awal.
Membaca,
merenung,
menulis,
mengirim,tanpa
peduli akan
dimuat ato tdk.
Bgmn dg km? Brp
Target kirim
Bulan ini?

Aveus har
+6285742086881
Dikirim:
18-Agt-2009
21:48:14

Beberapa jenak aku baca pesan itu berulang-ulang , suddenly membawaku berenang kemasa silam. Ada nostalgi dibalik obsesi, ternyata aku telah lupa betapa dulu sangat ingin berproses dalam dunia tulis-menulis, bahkan aku memimpikan bergabung dalam sebuah komunitas.
Forum Lingkar Pena yang ada diangan saja, sebuah impian yang hampir-hampir tak dapat dijangkau dengan akal sehatku saat itu. Bagaimana tidak, tak ada satu celahpun yang bisa aku lewati untuk menuju kearah situ. Hingga satu waktu Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan mengadakan sebuah kegiatan bertajuk Pelatihan Jurnalistik. Dari situlah aku mulai mengenal beberapa nama, Aveus har : nama yang tak asing lagi bagiku, karena sebelumnya sudah aku baca karyanya di majalah Aneka Yess!, Khoirul Huda: guru SMP 1 Doro, pernah ketemu pada saat beliau memfoto kopi karya-karyanya, untuk persyaratan sertifikasi sepertinya, Ina Huda: juga lebih dulu aku kenal dari tabloid ngetrend, tabloid lokal Pekalongan untuk pelajar, satu lagi Ghufron Muda: meski namanya Ghufron Muda, tapi sudah tergolong tua rambutnyapun telah memutih beliau lebih suka menulis puisi ketimbang cerpen. Kebetulan pada saat itu aku berkesempatan menjadi moderatornya.
Pada kesempatan kedua aku mengikuti temu penulis Penulis Pekalongan. Dari situ juga aku mulai mengenal beberapa nama lagi, Fandi Hidayat, Siti Khuzaiyah, Widiasari, dan beberapa teman Ikatan Remaja Muhammadiyah yang jumlahnya sebagian dari seluruh peserta. Artinya gerakan iqro di IRM memang bias terlihat. Yah follow up dari kegiatan tersebut adalah membentuk sebuah komunitas yang diberi judul RUMAH IMAJI.
Kembali aku baca pesan itu berulang-ulang, kesempatanku untuk menjadi penulis semakin besar. Komunitas ada, bahkan kegiatan rumah imaji lebih sering gabung dengan FLP, kurang apa lagi coba?
Tapi, semakin aku dekat dengan tujuan semakin aku tak paham dengan kenyataan. Kenyataan yang mengatakan bahwa tintaku sudah beku. Aku tak lagi menulis seperti dulu, cerpen, puisi, maupun diary. Bagiku menulis tak sekadar kenyang, melainkan untuk menyampaikan gagasan yang tak pernah bias ku ungkapkan dengan lisan. Yah setidaknya tinta yang beku bias cair kembali, selagi tinta itu tidak benar-benar kering.
Jadi….kapan ya mengirim tulisan ke penerbit? Apa mesti menunggu matahari terbit? Tenggelam? Atau bahkan datang bulan? . hehe…yang terakhir jelas gak mungkin lah! Bagaimana kalau sekarang?

Senin, 13 Juli 2009

GAME 4 FORTASI

GAME 4 FORTASI
Oleh: Abdul Sukur*)

Hanya angan-angan, sekedar berharap keinginan kita tak akan dapat terkecap.
Marilah bicara tentang kesungguhan, mari kita taklukan dunia.
Walaupun kadang kejujuran meletakkan kebenaran, melakukannya tak semudah bicara.
Dan kenyataannya tak semudah bicara, walau banyak peluang
kesempatan menghadang.
Tetapi haruskah datang kekalahan, harusnya kita sadari bahwa kebebasan
jangan sampai membuat kita kehilangan arah tujuan hidup kita yang hakiki.
Lakukanlah semua sisi kehidupan dengan gembira.
Nikmatilah yang ada, kesempatan jangan terbuang percuma.
Jangan takut, majulah…!, tentang kegagalan tak perlu resah.
Jangan ragu, teruslah…!, sampai cita-cita dapat tertangkap**)




Fortasi (Forum Ta'aruf dan Orientasi) merupakan salah satu bentuk pengkaderan dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang di dalamnya ada beberapa metode yang diterapkan, salah satunya dengan pendekatan games.
Dalam berbagai kegiatan pengkaderan, games biasa dilakukan untuk beberapa fungsi. Diantaranya sebagai berikut.
Ice breaker, sedikit pemanasan sebelum memberi materi utama.
Pelibatan peserta, komunikasi satu arah biasanya membuat peserta bosan.
llustrator , menjelaskan secara gamblang tentang materi yang disampaikan.
Penutup, penguat dan tambahan kesimpulan.

Pembelajaran Games
Pembelajaran dalam games menggunakan beberapa prinsip sebagai berikut.
a.Pengulangan
b.Penguatan
c.Asosiasi
d.Pelibatan Indera

Penggunaan Game yang Salah
a.Untuk membuang-buang waktu
b.Untuk menunjukan keahliannya
c.Menurunkan motivasi peserta

Seharusnya
fokus pada proses belajar, mendorong peserta untuk bertanya
sederhana, disesuaikan dengan kondisi peserta

Proses Membangun Setting Games
Proses membangun setting games dimulai dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1.Apa tujuan yang akan dicapai?
2.Berapa waktu yang saya punya?
3.Siapa yang akan berpartisipasi?
4.Kapan permainan akan dilaksanakan?
5.Di mana permainan akan dilaksanakan?
6.Bagaimana kira-kira respon peserta nanti?

Fasilitator dalam Sebuah Permainan
Fasilitator bukanlah orang yang sudah tahu semua, yang serba bisa, melainkan ia hanya lebih maju dalam bidang tertentu. Menjadi fasilitator seharusnya sudah mengalami sebelumnya apa yang akan dialami dan dipraktekkan oleh para peserta.. ia juga harus rendah hati dan bersedia untuk menerima masukan, umpan balik, atau kritik dari peserta.
Fasilitator dapat membuka mata peserta untuk suatu hal yang hingga saat ini belum dapat dilihat oleh mereka. Tapi ada juga kalanya justru peserta yang membuka mata fasilitator untuk pengalaman yang baru. Jadi pada intinya baik fasilitator maupun peserta sama-sama belajar.
Tugas Fasilitator dalam Sebuah Permainan
1.Memilih permainan yang tepat
Hal yang perlu diperhatikan :
-tujuan
-jumlah peserta
-usia peserta
-bahan
-tempat
-waktu
-situasi kelompok
-pengalaman fasilitator
2.Mengatur ruangan permainan
3.Membawakan permainan
a.Tahap Permulaan
- mengusulkan suatu permainan
- menjelaskan cara dan aturan permainannya
- memastikan bahwa semua peserta sudah faham dengan petunjuk permainan
b.Tahap Bermain
- fasilitator tidak aktif berperan
- hasil permainan merupakan tanggung jawab kelompok
- mengamati proses bermain
c.Tahap Evaluasi dan Refleksi
- Fasilitator mendorong peserta untuk memikirkan pengalaman baru
mereka
- Mendorong peserta untuk berani mengungkapkan perasaan
- Fasilitator dapat menyimpulkan pikiran dan perasaan peserta dari
hasil permainan yang telah dijalankan.

Fasilitator yang berhasil
-punya rasa humor tinggi
-memakai bahasa yang mudah dipahami
-fleksibel, luwes, tidak kaku
-memberi waktu yang cukup untuk berpikir dan menjawab
-mengungkapkan perasaannya sendiri
-memperhatikan apa yang dirasakan dalam tubuhnya sendiri
sebagaimana situasi dalam kelompok.
-Memperhatikan pesan non verbal para peserta

pantangan bagi fasilitator
-jangan menilai pemikiran dan perasaan peserta
-jangan ingin menolong peserta
-jangan memakai kalimat, “sebaiknya kamu….”, “seharusnya kamu…”
-jangan memaksakan peserta untuk tindakan apapun
-jangan memberi jawaban atas masalah yang dihadapi peserta. Biarkan peserta menemukan jawaban sendiri.

Metode-Metode untuk Evaluasi
Metode yang dipilih untuk evaluasi tergantung dari empat factor berikut ini:
(1) pengalaman peserta,
(2) waktu yang tersedia,
(3) permainan yang dicoba,
(4) besarnya kelompok. Yang terpenting evaluasi dilaksanakan dalam suasana yang tenang.
Metode yang dianjurkan
Evaluasi di Kelompok-Kelompok Kecil :
1. bila peserta belum saling mengenal
2. pertanyaan bisa ditulis sejumlah kelompok kecil yang ada.
3. Bisa juga dibacakan untuk semua kelompok lalu dibahas dalam keompok kecil
Evaluasi di Pleno :
1.fasilitator mengajukan pertanyaan satu persatu dan meminta komentar dari peserta 2.fasilitator mengumpulkan kesan-kesan dan jawaban-jawaban sekaligus memberikan kesimpulan.
Evaluasi Perorangan:
Pertanyaan ditulis sekaligus jawabannya oleh peserta (bisa anonym, atau dengan nama peserta)
Pengungkapan Perasaan dan Pendapat (flash-light):
Setiap peserta menyampaikan perasaan dan pendapatnya secara singkat.

Contoh-contoh games (terlampir)***)
Games Ilmu
What A Game!
Perkenalan (Mading)
Proses dalam kelompok (Saya ingin masuk)
Pengembangan diri (siapa yang mempunyai sifat seperti itu)
Kerjasama (menyusun gambar)

Sumber :
1. Ruswandi, Muhammad.2007. Games for Islamic Mentoring. Bandung: PT Syaamil Cipta Media
2. Wenzler, Hildegard -Cremer und Fischer, Maria-Siregar. 1993. Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok, Proses Pengembangan Diri.Jakarta:PT Grasindo

*) Mantan Kabid ASB PD IPM Kab. Pekalongan Periode 2007-2009
Alamat : Rumah Baca “Smalllibrary” Gumelar Rt.04/02 no.101 Ds. Kutosari Kec. Doro Kab. Pekalongan 51191.
Hp. 085647448372
**) sepertinya lagunya kaisar, tapi kok saya gak begitu yakin. cz gada covernya. yang jelas labelnya loggis record
***) Mohnn maaf, belum bisa melampirkan. mungkin lain kali.
Email : qolamul_ghozi@yahoo.co.id / jendelakamar19@gmail.com

Materi ini disampaikan pada Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan Fortasi di Tunjungsari, 27 Juni 2009 08.30 s.d 10.30 wib.

RESEP ANTI GAGAL


Tlng utk bhn
pnulisn:”apa
resep anti
kegagalan”
mnurt km? Apa
saranmu utk
seorang teman
yg takut gagal?
trims


Pengirim :
Aveus Har
+6285742086881
Dikirim:
27-Mei-2009
06:32:25

Satu pesan masuk dalam ponsel Nokia 2100ku yang hanya bisa untuk call dan sms saja pemberian dari Kepala Sekolah. Untuk ukuran sekarang memang sudah ketinggalan jaman. Disaat (lebih tepat penulisannya “pada saat”, tapi biarlah lebih luwes disaat kok!) teman-teman pegang hp canggih dari yang ada radio fm, fasilitas gprs, kamera, infra red, bluetooth, video call, tv tuner,dan lain-lain, aku masih memakai HP tersebut. Bagiku yang penting bisa untuk komunikasi.
Oya mas Ave koordinator komunitas Rumah Imaji. Dia sudah terkenal sebagai penulis disela-sela kesibukannya sebagai penjual mie ayam, buku-bukunya banyak yang sudah terbit, cerpennya pun banyak tersebar di media massa. Dan aku termasuk juga dalam komunitas tersebut meskipun belum punya prestasi. Tulisankupun gak ada yang masuk ke media. Itu karena keminderan saya, padahal kalau dipikir-pikir apa sih yang membuat kita minder untuk mengirimkan tulisan kita ke media. Berpikir masih jelek? Jelek atau tidak kan ukurannya masing-masing, tergantung selera. Mestinya itu bisa jadi ukuran, bila tulisan kita tidak dimuat jadikanlah sebagai motivasi untuk lebih banyak belajar lagi. Malu? Toh orang gak bakal tau kalau 1000 tulisan yang kita kirim gak ada yang di muat satupun. Itupun lebih baik dari pada tidak pernah sama sekali, yo pok?
Saya jadi ingat kata-kata pak Syakir (Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah) waktu mengisi pengajian di desaku pada tanggal 30 Mei 2009. “Kir, kalau ingin abadi menulislah” kata pak Syafii Ma’arif (Pimpinan Pusat Muhammadiyah), “Apa yang mesti saya tulis Tadz?” jawab Pak Syakir. Ternyata apa? Pak Syakir bisa kok menulis buku tentang Shalat dan Bercinta ala Nabi, kalo gak salah ada satu lagi, tapi apa ya??? Bukunyapun mendapat masukan bagus dari para hadirin, yaitu untuk menyertakan gambar dan Cdnya. Pak Syakirpun sangat setuju, tapi ada pengecualian….tentunya tidak setuju dong kalau buku Bercinta ala Nabi disertai gambar dan Cdnya juga.
Ternyata begitu hebat dampak dari tulisan ya. Saya juga teringat bagaimana Gabriel Cavanough memperjuangkan keadilan bagi kakaknya Andrea Cavanough yang di bunuh oleh Rob Westerfield 23 tahun silam dalam novel Dady’s Little Girl nya Marry Higgin’s Clark. Ia berjuang lewat tulisan yang di muat dalam situsnya. Sementara dari pihak Rob westerfield (keluarga kaya raya) juga membuat novel untuk mengembalikan citranya dengan menuduh Paulie sebagai pembunuh Andrea.
Agaknya menulis juga media yang pas untuk berkampanye, ini sedang ramai-ramainya Pilpres, calon presiden lewat tim suksesnya menerbitkan biografinya.
Ayo menulislah…..! tentunya aktivitas menulis tidak lepas dari aktivitas membaca. Bukankah surat yang pertama kali turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5? Dalam ayat pertama disebutkan, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. Dalam surat al-Qolam ayat satu juga disebutkan “Demi pena dan apa yang dituliskannya”.
Begitu besar peran pena dalam kehidupan ini, maka salahkah aku memakai nama Qolamul Ghozi? Pena yang memberontak?, Pemberontak yang menggunakan pena? Pejuang pena? Atau apapun saya tidak begitu paham artinya. Yang jelas pena adalah senjata bagi saya yang sewaktu-waktu dapat saya gunakan untuk melindungi diri, atau justru membunuh diri sendiri.
Hati-hatilah bermain dengan pena, bisa saja ia membuatmu terluka, tapi jangan juga takut bermain dengannya karena ia juga bisa membuatmu bahagia.

Day : Selasa Date : 7 Juli 2009 02:12 p.m
“Dear, diary……baru sekarang aku merespon sms mas Ave, saya jadi malu,saya telah gagal, saya tidak pantas disebut penulis, saya tidak berprestasi, saya tidak bisa menulis, susah sekali menulis, ternyata dunia menulis bukan duniaku, aku akan berhenti menulis saja, sebelum tulisanku membunuhku dengan ejekan-ejekan orang yang membaca tulisanku. Sebelum aku mati, aku akan berhenti”.
By; qolamul ghozi



Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 10:47 a.m
“Dear, el-ghozi…. Terlambat masih lebih baik dari pada tidak sama sekali. Sesuatu tidak terjadi secara instan. Berhasil maupun gagal itu hanya sebuah pilihan. Yang pasti ketika kamu memutuskan untuk gagal pikiranmupun meng-iya-kan. Kamu tahu, ketika kamu memutuskan untuk gagal justru sebetulnya keberhasilan ada di depan mata. Fokuslah pada sesuatu, tekunilah. Kenapa mesti takut? Justru yang perlu kamu takutkan adalah ketakutanmu sendiri. Bukan takut gagal. Tapi, takutlah untuk takut. Takuti ketakutanmu sendiri. Jangan berhenti, sebelum kamu benar-benar mati”
By; your diary


Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 10:49 a.m
“Dear, diary….kamu bisa bicara seperti itu karena kamu tidak pernah mengalaminya”
by ; qolamul ghozi

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:00 a.m
“Dear,el-ghozi….ya memang, aku bukanlah manusia. Maka aku tak kan mengalami hal itu. Tapi meskipun aku bukan manusia, banyak manusia yang percaya padaku, membagi rahasianya yang tak kan mungkin diceritakan pada orang lain meskipun sahabat dekatnya sendiri. Kalaupun tidak percaya pada orang lain, bukankah masih ada diri sendiri? Bukan malah mempercayakannya kepadaku. Jadi aku merasa sebagai sesuatu yang dapat dipercaya. Tapi aku tidak takabur, bukankah takabur itu sifat syetan, saya pikir manusiapun demikian. Kalaupun tak percaya diri bukankah masih ada dzat yang mesti dipercayai?yah…dzat yang Maha Tinggi, Illahi Rabbi.
By; your diary


Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:04 a.m
siapa kamu sebenarnya?


Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:05 a.m
terlalu sibukkah engkau? Hingga tak tahu siapa aku. Aku bukan siapa-siapa, aku merupakan bagian dari sisi hatimu yang lain yang terlalu lama kau tinggalkan.

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:06 a.m
Siapa?

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:06 a.m
Masih pentingkah kusebut nama?

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:07 a.m
Ya, bahkan sangat penting.

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:07 a.m
Dasar manusia, sering lupa diri.

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:08 a.m
Iya, siapa?

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:08 a.m
Aku saudara seragamu, ghozi el-ghazalie.

Day : Kamis Date : 9 Juli 2009 11:15 a.m
Nggak mungkin,….ini pasti ngarang

Day : Kamis   Date : 9 Juli 2009 11:15 a.m
Ya eya lah…. Namanya juga cerita fiktif…..heheh

Kamis, 25 Juni 2009

ANAK ITU BERNAMA GIGIH

ANAK ITU BERNAMA GIGIH
Oleh: Abdul Sukur (www.jendelakamarkita.blogspot.com)

Apa yang kita lihat terlebih dahulu dalam mengenali seseorang? Tentu saja wajah. Tapi bagi saya tidak, karena saya termasuk anak yang pemalu, lebih parahnya minderlah, sehingga lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Hal itulah yang membuat saya berbeda dengan yang lain, yaitu cara mengenali seseorang tidak seperti teman-teman pada umumnya, saya lebih mudah mengenalinya melalui sepatu. Saya sampai hafal sepatu teman-teman saya semasa di SMP Negeri 4 Kedungwuni, yang sekarang berubah menjadi SMP N 3 Kedungwuni. Dari situ saya mengambil kesimpulan sendiri bahwa anak yang memakai sepatu merk Speed warna hitam adalah anak yang cerdas. Katakanlah teman SMP saya, kakak kelas saya Agus Setiawan pake sepatu itu, dia anak cerdas. Lantas teman sekelas saya Ristiningsih juga memakai sepatu itu, dia juga juara kelas. Memang sih itu kesimpulan ngawur yang tanpa dasar. Tapi tetap saja melekat sampai SMA. Selama SMA ku habiskan waktu di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Pekajangan, itu pun cara mengenal seseorang juga masih lewat sepatu. Hehe…kayak gak ada kerjaan aja ngamatin sepatu.
Meskipun sudah SMA tetap saja tubuh saya tidak seperti pada umumnya. Yah, masih panteslah bergaul sama anak kelas enem SD. Bahkan saat Fortasi (Forum Ta’aruf dan Orientasi, kalo di sekolah negeri namanya Masa Orientasi Siswa pada waktu itu) saya termasuk siswa termuda, terkecil, dan terimut.
Kembali kemasalah sepatu,...
Satu ketika pulang sekolah, dalam angkutan desa (kol guwo, dulu belum pake mikrolet untuk trayek Kedungwuni - Doro) tepat di depanku duduk seorang anak pake sepatu Speed warna hitam. Saya langsung menyimpulkan bahwa anak tersebut adalah anak yang cerdas, yang selalu juara kelas. Ketika kuluruskan pandang, tertangkap oleh mata sosok tubuh tegap, gagah, atletis, termasuk besar untuk ukuran anak SMP bahkan bisa dikatakan lebih besar dia dibandingkan dengan saya pada saat itu. Saya sempat berpikir negatif tentangnya, “Anak SMP kok dah segede ini. Pasti masuk TKnya telat, anaknya manja, sehingga sering tidak naik kelas semasa SD. Tapi dia pakai sepatu Speed warna hitam berarti dia anak cerdas”. Kulihat lagi dengan teliti, baru ku ketahui anak itu bernama GIGIH, GIGIH SETIANTO lengkapnya, itu yang aku tangkap dari papan nama di bajunya. Saya pikir orang tuanya salah ngasih nama mungkin. Mestinya dikasih nama GAGAH saja, mungkin itu lebih tepat. Lagian gak kelihatan gigihnya, orang pendiam gitu. Masih ingat pelajaran Bahasa Indonesia kan? Peribahasa “air tenang menghanyutkan” ya itulah Gigih. Dia siswa SMP N 1 Kedungwuni, Termasuk SMP favoritlah.
Next………..
Kisah ini dimulai dari debut kepemimpinan di Ikatan Remaja Muhammadiyah, aku mulai mengenalnya lebih dekat saat kegiatan IRM. Katakanlah saat kegiatan Gema Romadlon di Rogoselo, saat itu dia sebagai Sekretaris PR IRM Wonosari dan saya Ketua IRM Ranting Kutosari. Berlanjut Musyawarah Cabang, Dia sebagai Sekretaris dan saya sebagai Sekbid KPSDM. Ternyata kepemimpinan pasca Muscab ke-7 bisa dikatakan berhenti total. Sehingga setahun kemudian diadakan Konpiran dan dia sebagai Ketua Umumnya menggantikan Irmawan Wiryo Pranoto yang study di luar kota. Atas inisiatif bersama, untuk membangkitkan ghiroh berorganisasi maka diadakanlah kegiatan tadabbur alam ke perkebunan the Pagilaran. Diluar dugaan, peserta membludak hingga 100% dari yang di targetkan. Dengan modal semangat dan beberapa rupiah sisa kegiatan tadabbur alam, mulailah diadakan Musyawarah Cabang Bersama, yah Muscab Istimewa, karena selain IRM, arena Muscab itu juga milik Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi’atul Aisyiyah. Hasil Muscab ke-8 tersebut, terpilihlah Gigih Setianto sebagai Ketua dengan suara terbanyak 39 dari 50 pemilih.
Proses Muscab ke-8 membuat persahabatan ini semakin erat, bagaimana tidak. Laporan pertanggungjawaban hanya dibuat oleh 2 orang, saya dan Gigih. Mungkin atas dasar itulah aku dipilih sebagai Sekretaris. Masa-masa indah di Pimpinan Cabang IPM Doro. Rapat pimpinan rutin tiap bulan. Biasanya malam kamis, minggu kedua atau kalau tidak tiap tanggal 17. Seperti biasa dengan menu rapat sego megono mbak Ida. Saya berani menjamin bahwa kepemimpinan Gigih Setianto adalah sample Ikatan Remaja Muhammadiyah yang Ideal, semua Bidang berjalan sesuai lahan garapnya masing-masing, namun ketika ada event besar toh bisa saling membantu antar bidang. Pada kepemimpinan Irmawan Gigih bisa jadi IRM dengan struktur terlengkap satu satunya di Indonesia : mungkin. Tiap Bidang punya Lembaga, taruhlah bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (KPSDM) yang dikepalai Irmawan Tohirin ( Sekarang Perangkat Desa Kutosari), punya lembaga Laboratorium Mental yang mengkaji permasalahan intern organisasi maupun personal anggota sekaligus sebagai mediator problem solving. Bidang Studi Dakwah Islam yang dikepalai oleh Andi Rusfianto (Alumni Ponpes Gontor, Almarhum), punya Sekolah Sosial yang dinamai dengan Social Relegius Institute (SRI) dengan dosen-dosen Bapak-bapak Muhammadiyah Cabang Doro. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) yang dikepalai oleh Fahmi Abdurrozaq (owner Schoolmart) punya lembaga penerbitan bulletin bulanan IRMAGAZINE dan kelompok studi Bahasa Inggris IRMeC (Ikatan Remaja Muhammadiyah English Club) . Bidang Apresiasi Seni dan Budaya dikepalai oleh Andi Musta’in (sekarang caleg salah satu partai) mempunyai kelompok Pecinta Alam yang diberi nama IRMAPALA yang dideklarasikan di Puncak Gunung Condong pada 2 Oktober 2005 oleh Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Remaja Muhammadiyah Doro , Gigih Setianto. Disamping itu juga mempunyai 3 lembaga Istimewa: 1. Lembaga Kewirausahaan yang di ketuai oleh Sobirin ( Sekarang Pengusaha percetakan “Paradise”). Lembaga ini mempunyai Rumah Usaha “SMART” (Surya Manunggal ART) yang beralamat di Jl. Raya Simpang Tiga Kutosari (Sekarang Depo isi Ulang "AMS" milik PCM). 2. Lembaga Kepanduan diketuai oleh Mahfudh Fauzi ( Sekarang Guru SMK Muhammadiyah Doro). 3. Lembaga Jaringan Eksternal, di ketuai oleh Saiful Muttaqin (aktifis Pemuda Muhammadiyah yang lebih aktif di IRM, sekarang damai di surga). 4. Korps Irmawati yang diketuai oleh Nur Hidayah (sekarang Kepala MI Muhammadiyah Kutosari).
Kepemimpinan di PC IPM Doro mengalami transisi juga ketika 4 personilnya masuk Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kab. Pekalongan. Mahfudh Fauzi sebagai anggota Bidang HA, Andi Rusfianto sebagai anggota BUMI, Abdul Sukur (saya sendiri…) sebagai Ketua Bidang Apresiasi Seni dan Budaya, dan tentunya Gigih Setianto sebagai Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kab. Pekalongan. Tidak diragukan lagi kegigihannya dalam memimpin Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kab. Pekalongan bersama sekretaris PD IRM Kab. Pekalongan, Kharisma Tiarawati, dan teman-teman yang lain sehingga PD IRM Kab. Pekalongan berhasil menyabet beberapa prestasi membanggakan untuk tataran Jawa Tengah, bahkan Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM, Moh. Mudzakkir, mengucapkan kesalutannya kepada PD IRM Kab. Pekalongan. Persis Sama gigihnya ketika dia berperang melawan jalanan untuk menimba ilmu di perguruan tinggi. Dia rela menempuh jarak 22 km tiap harinya untuk kuliah di STAIN Pekalongan, jarak yang cukup jauh untuk ukuran sepeda federal yang digenjot tiap harinya baik panas maupun hujan, sehat atau sakit. Dia amat setia pada sepeda federalnya itu, sampai-sampai ia tidak pernah naik angkot atau bonceng teman.
Selain setia pada sepeda federalnya, dia juga sangat setia kawan. Pernah satu ketika, saat persiapan kegiatan Pengkaderan Khusus Kemuhammadiyahan saya, Gigih dan Abdillah yang membagi undangan. Karena hanya 3 orang dan dua kendaraan, maka jalur selatan - barat saya yang pegang dan jalur utara- timur Abdillah dan Gigih yang pegang. Saya pulang lebih awal karena hanya dua surat saja yang saya antarkan, PC IRM Wonopringgo dan PC IRM Karanganyar, tapi tidak langsung pulang, melainkan mampir dulu dirumah Mahfudh Fauzi. Ternyata sampai disitu ban motor saya bocor, lantas saya sms dia, “bos ban e bocor kye !”, tak ada balasan saya pikir juga masih sibuk. Eh ternyata mencari saya dulu. Padahal bocornya kan nggak di jalan. Yah paling tidak itu bisa dijadikan contoh. Yang lain tentunya lebih banyak lagi.
Dari kecil dia memang cerdas. Kecerdasan itu tidak didapatnya dengan mudah. Ia cerdas karena rajin membaca. Bahkan Gigih Setianto yang ketua OSIS di SMPnya sekaligus juara kelas sempat hafal buku paket karena seringnya dibaca. Disamping itu, Bu Ukhrowiyah, guru Agama semasa SD (di SD Muhammadiyah Wonosari) mengatakan hal yang sama, bahwa Gigih adalah anak yang cerdas. Tak terkecuali Pak Jarkasi yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Wonosari, juga mengatakan hal itu. Kecerdasannya tidak hanya di SD, atau SMP saja, bahkan ia termasuk lulusan terbaik SMK N 3 Pekalongan (STM JOETEX) tahun 2005. Di STAIN pun demikian, nilainya selalu cumlaude meskipun disibukkan dengan organisasi tingkat Kabupaten.
Yah, dialah Gigih Setianto yang lahir pada hari Ahad, 26 Juli 1987, anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak M. Kuswani dan Ibu Nur Khayah. Semua hari yang ada memang baik, tapi ada keistimewaan tersendiri bagi orang yang lahir hari ahad. Dalam bahasa Inggris, Ahad disebut Sunday, atau kalau dikembalikan lagi kedalam bahasa Indonesia berarti hari matahari, maka tak heran Gigih Setianto mempunyai sifat-sifat matahari, menerangi dunia tanpa pilih bagian bumi mana yang harus disinari, pekerja keras, santun, berwibawa, setia, cerdas dan kebaikan-kebaikan lain yang belum sempat kuketahui. Ya…anak itu bernama Gigih. Nantikan episode ke-2 dengan cerita yang lebih canggih. Nyuwun pamit nggih, sanes wekdal mugi kepanggih.
Alas Kembang, 1 Rajab 1430 H @ 03:12 a.m.
tulisan ini telah diedit pada 5 Oktober 2023 12.09

Selasa, 23 Juni 2009

SO CONFUSED

“BOSAN JADI ORANG BAIK”

Baik buruk sebuah nilai, mungkin hanya sebatas kebiasaan saja. Seseorang yang telah terbiasa berbuat baik ketika melakukan suatu kebaikan tidak lagi dinilai sebagai kebaikan. Berbeda ketika orang jahat yang melakukan sebuah kebaikan, bisa jadi namanya di agung-agungkan kalau perlu di jadikan man of the year.
Tidak berbeda dengan perasaanku hari ini, jadi orang baik payah, selalu dimanfaatkan orang lain, terlalu sosial hingga yang terjadi malahan sok sial. Ketika banyak orang yang dengan tenang bekerja mendapatkan penghasilan, saya malah harus mengadakan sebuah kegiatan yang justru menguras tenaga, pikiran, dan uang. Entah mengapa selama ini saya merasa baik-baik saja. Mungkin karena saya tidak berpikir macam-macam. Hingga akhirnya pikiran yang bermacam-macampun mulai muncul. Apabila melihat ke belakang, berapa rupiah yang aku habiskan untuk kegiatan. Berapa waktu yang aku curahkan hingga meninggalkan order yang lumayan. Mungkin kalau dihitung-hitung aku sudah bisa membeli motor sendiri, membeli komputer sendiri, bahkan bisa nabung untuk persiapan nikah nanti…he. ^_”
Yah sekarang aku mulai memikirkan itu. Aku bertekad untuk menjadi orang egois, persetan dengan orang lain, persetan dengan masyarakat, toh mereka tidak pernah memikirkan aku.
Tapi…. Ada sesuatu yang mengganjal. Pertanyaan yang tak bisa aku jawab. Kapan aku pernah jadi orang baik? Kapan aku bermanfaat bagi orang lain? Kapan aku bermanfaat bagi masyarakat? Agaknya aku belum seperti itu, aku belumlah menjadi orang baik, kenapa mesti bosan jadi orang baik. Bahkan ketika aku memutuskan untuk berhenti jadi orang baik, aku merasa jadi orang yang paling jahat sedunia. Yah…karena sebelumnya aku memang sudah jahat. Aku sangatlah egois, melakukan sesuatu demi kesenanganku sendiri.
Kenapa mesti bosan jadi orang baik, sedangkan aku sendiri belumlah menjadi anak yang baik.

NB : Jangan pernah mencoba untuk berhenti menjadi orang baik, gak enak yakin.
Bersyukurlah kalau anda termasuk orang yang baik, bagi diri sendiri dan orang
lain, anda akan menuai buahnya segera.

RONA-RONA PART II

“TERPERANGKAP DI RUMAH TUHAN”
Apa jadinya bila orang yang demam bertemu dengan orang yang patah hati,tentu saja keduanya sama-sama sakit. Tapi sakit yang berbeda,satu sakit secara fisik, yang satu sakit secara psikologi, saya tidak bilang sakit jiwa loh. Yah hampir satu bulan saya merasakan demam, keinginannya macam-macam dari mulai roti tawar sampai apapun yang ditawarkan pinginnya saya makan, tapi apalah daya lidah orang demam rasanya pahit, maksudnya apapun makanan yang masuk ke mulut rasanya pahit juga. Pernah satu ketika saya pingin sate kambing muda, baru 2 tusuk sudah gak kuat, padahal biasanya tidak. Satu ketika juga pingin es buah gak peduli badan panas dan batuk-batuk, kalo sudah begitu demam dan batuknya tambah parah baru nyesel. Tapi tak ada kata sesal untuk sesuatu yang enak-enak….maksudnya ya es buah tadi.
Kemarin saya menemani cowok patah hati. Untuk mengusir bayangan adindanya ia lebih memilih melakukan kegiatan yang bermanfaat, interview dengan masyarakat tentang pelayanan publik, cukup ampuh untuk melupakan adindanya barang sejenak. Ya hal itu kami lakukan di desa Rogoselo, itung-itung refreshing, meskipun di sana saya juga tidak banyak membantu, bahkan tidak bisa membantu sama sekali, wong Cuma tidur saja, maklum demamnya belum sembuh. He…pulangnya es buah lagi. Hayo… kandani kok ngeyel, kelakuan!!!.
Belum puas rupanya, selepas pulang dari Rogoselo tadi cowok yang sedang patah hati menawariku sesuatu. Ayo mau apa lagi?, aku jawab aja. Jagung Rebus depan RSI Pekajangan. Ya sudah bakda maghrib langsung meluncur. Cowok itu memberiku uang 5 ribu. Waktu kutanya harga, seribu rupiah jawab penjualnya. Ya sudah saya beli 10. habis itu malah bingung le maem. Cari-cari tempat, akhirnya diputuskan maemnya di lapangan Bebekan saja (itu loh, sebelah stadion Manggala Krida, Bebekan Kedungwuni Pekalongan tempat konser maut Ungu yang menelan korban). Eh…sampai sana pas adzan Isya. Langsung deh masuk Masjid Al-Amin.
Masuk gerbang Al-Amin ponselku bergetar,maklum deringnya dah gak fungsi, ternyata Mbak Kus yang call. Langsung aku matiin, bukan apa-apa sih, gak enak nrima telpon di masjid apalagi waktu Isya. Ternyata tidak satu dua kali. Ya sudah, aku putuskan untuk mengangkatnya. Sementara si cowok patah hati menikmati jagung rebus terlebih dahulu kemudian solat berjamaah. Eh, dilayani nemen-nemen malah sangsaya ndadra. Mosok jama’ah dah pada turun gak mau di putus pembicaraane. Eman-eman kali ya…. Padahal dah tak bilangin kalo lampunya dah mulai dimatiin, artinya masjid segera ditutup. Yo wes akhire tak putus aja, tak tinggal solat.
Selepas itu…..haaaaa kok gerbangnya di gembok???? Paling-paling takmirnya masih di dalam pikirku. Tapi nyatanya dicari-cari gak ada juga. Yah terperangkap di masjid deh. Tapi ini justru kesempatan untuk makan jagung rebus dengan tenang.
“mbk, gbsa kluar. Gerbgnya dh dkunci” untuk mengusir kejenuhan akupun sms mbak kus.
“mf ya, gra2 kus pak gr jd kekunci. Trus njuk tidur d msjd?, mf ya seandiny kus mw dtnggl td. Kus emg egois”. Sms penyesalan dari mbak kus. Meskipun saya memanggilnya mbak, tapi dia menyebut dirinya Kus. Sepertinya gak mau dipanggil mbak, biar gak keliatan tua kaleee. Secara memang sebenernya kami selisih 5 bulan, tuaan aku lah. Cuman karena dia dianggap mbak oleh Ayu (baca: Ayumi Shinji) sayapun memanggil mbak juga.
“tng aj mbk, ini bntk prtlongn Tuhan kok. Dia tdk rela hambNy yg briman ikt2n
nongkrg d alun2”
“halah, gymu org kekurung d msjd ya kekurung. Njuk bilange pertolongn Tuhan. Preeet.. kelakuan”
“lhoh2 org bnr kok, tp sptny dngn nih n bkl jd sntpn nymk”
“tng ae Tuhan bkl ngrm bidadari utk nemenin xan tidur. 2 sxgus, biar yg stu gk ngiri”
“kandamu, d msjd lo mbk!”.
Gak kurang akal akhirnya sayapun tanya pada penjual lontong tahu. Ternyata dia tahu dan bersedia memanggilkan takmirnya.
Hmmmmgh….! Akhirnya datang juga. Pintu di buka, kamipun menyampaikan terima kasih.
“Kok ngantos di kunci pak?” apa jawabnya?
“OPO KON NGENTENI SAMPEYAN TURU?” dengan nada tinggi tentunya, Masya Allah, Takmir kok ada yang kayak gitu ya.
“Itulah, orang yang ahli ibadah tetapi tidak bisa bersosial. Hanya hubungan vertical saja tanpa dibarengi hubungan horizontal. Ini jelas tidak seimbang. Apa tidak ada cara lain? Misalnya memberi peringatan bahwa masjid akan segera di tutup, atau sabar menunggu lah barang sejenak. Saya takut Allah murka kepadanya”. Kata cowok patah hati tadi
Kalau demikian adanya justru saya yang merasa takut, dengan alasan disaat yang lain solat berjamaah, saya justru asik ngobrol sama mbak Kus, disamping itu sudah berprasangka buruk dengan Takmir tadi.
Yah….nggak lagi-lagi deh solat di masjid Al-Amin. Kapok...!

Bebekan, 13 Mei 2009

NB : Pak Takmir, bapak kan sebagai Takmir Masjid Al-Amin. Mohon lebih santun lah
terhadap tamu Allah. Maafkan kami kalo telah membuat bapak repot.
https://usk-pekalongan.blogspot.co.id/2013/07/masjid-al-amin-bebekan-lap-gemek.html

Jumat, 24 April 2009

Ha Pe

HaPe
Oleh : qolamul ghozi syakuur
Dua huruf yang sering kita kenal sebagai alat komunikasi zaman sekarang. Mengapa saya katakan zaman sekarang? Dulu hape adalah barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang kaya saja, bayangkan…harganya saja sampai jutaan. seiring berkembangnya teknologi harga barang yang satu ini menjadi lebih murah. Bayangkan lagi saja, masak beli pulsa dapat hape, padahal untuk beli kartu perdana saja dulu harus menyediakan paling sedikit 300 ribu perak. Coba bayangkan lagi(perasaan dari tadi bayangkan mulu ya… ini dah yang ketiga kalinya loh!) nha sekarang perdana saja ada yang tiga ribu perak, itupun dengan isi pulsa lima kali lipat dari harga perdananya. Hayo,…piye jal?

Perkembangan teknologi tentunya menimbulkan dampak baik positif maupun negative. Positifnya sih kita bias berkomunikasi lebih mudah, yah katakanlah seperti tidak ada jarak, apalagi sekarang sudah ada fasilitas triji. Nggak nyangka loh, dulu waktu kecil pengen banget punya hape (tapi dulu nyebutnya bukan hape, tapi telpon hawa…ih lucu ya, kayak istri nabi adam saja) kayak punyanya april, donatelo, Michael anggelo, Leonardo dan Raphael, kita semua tahukan siapa mereka? Siapa lagi kalo bukan kura-kura ninja. Tapi ini merupakan malapetaka bagi kantor pos, sahabat pena jadi males mbales surat, otomatis omzet prangko menurun drastic dong, tapi aku tetep kok pake jasa pos. paling tidak untuk kirim-kirim barang misalnya. Thanks mr postman.

Tapi,…tetep aja hape punya peranan penting dalam sejarah masa depan manusia (loh,…sejarah kok masa depan sih?, tau ah bacanya tulisan ini seratus tahun lagi aja, kan jadi sejarah…hee) ya…sekali lagi punya peranan penting. Siapapun tidak pandang bulu kaya, miskin, sama saja hape menjadi kebutuhan primer. Maka tidak salah bila di kemudian hari muncul kepanjangan baru dari Hape….ya….Harus Punya ! bukankah begitu????????? Maybe
Ujung pagi, 15 Dzulqa’dah 1429

INDIE SENDIRI

Lagu-laguku yang sempat tercipta tapi belum sempat diperdengarkan (2001-2008)


“BIDADARI”
Indah wajahmu
Ku ingat selalu
Engkaulah, bidadariku

Indah bibirmu
Ketika kau tersenyum
Engkaulah, yang slalu ku rindu

Reff:
Cahaya rembulan
Hiasi malam sepiku
Ingin segera kumiliki dirimu
Karena aku cinta padamu
Engkaulah, bidadariku

Indah suaramu
Ketika kau bernyanyi
Engkau yang menemani sepi

*)back to reff

Copyright 2001


BINTANG KEJORA
Kau gadis berjilbab
Yang anggun dan memikat
Laksana bintang kejora
Nun jauh diangkasa sana

Kharisma yang kau pancarkan
Membutakan pandangan
Pada yang lain)*

Reff:
Ingin kumiliki dirimu, seutuhnya
Karena aku cinta padamu, selamanya
Engkaulah bidadariku, satu-satunya

Terlalu lama ku memendam rasa cinta ku kepadamu
Karena ku tak kuasa mengatakan hal itu
Kini ku terpenjara cintamu
Dan terbelenggu rindu

Back to reff

Sya lalalalalalalala,....syalala...la...3x

Copyright 2001

)* ambil lirik dari lagu malaysia,...jahat ya


MASA INDAH PULANG SEKOLAH
Masa indah, pulang sekolah
Kembali hiasia angan ku
Waktu engkau senyum padaku
Waktu engkau pandangi aku

Terbayang senyuman manismu yang
Terbayang tatapan matamu yang menusuk hatiku
Terbayang...pesonamu yang menghanyutkan diriku
(waduh kok lupa ya lanjutannya)

Copyright 2001


(belum ada judul)
Reff:
Hari-hariku terasa indah... Akan kehadiran dirimu...
Namun akankah selalu indah ...Andai kau tak bersama diriku....
...............

Usah kau ingat lagi
Semua cerita dimasa silam
Saatnya kini kau harus berdiri
Aral merintang pasti kau hadapi
Indahmu,...Damaimu,...
Akankah,...selalu bersamaku....
.........................
Copyright 2001


BINTANG JATUH
Menemanimu menghitung bintang
Membingkai khayal seusai senyum
Bila satu bintang jatuh ke bumi
Kan ku katakan aku butuh cintamu kini

Menemanimu dimalam ini
Menggapai cinta menepis mimpi
Tak ku biarkan cinta berhenti
Yang ku inginkan cinta abadi

Reff:
Bila satu bintang jatuh ,
aku berharap semoga engkau dapat kumiliki
bila semua jadi nyata,
aku kan bangga dan bahagia
dapat memilikimu)*

Copyright 2003
)* lagu ini tercipta setelah membaca puisinya mbak Retno Wahyuning Ratri. Universitas Muhammadiyah Magelang.


MENUJU CINTA
Melangkah, selangkah demi langkah
Berlari, dan coba untuk terbang
Menuju cinta
Menggapai rasa
Bersamamu

Terdiam, sesaat ku terdiam
Berkhayal, dan coba tuk wujudkan
Yang kuimpikan
Saat indah
Bersamamu

Reff:
Bersamamu... kurasakan keindahan dunia
Bersamamu... kurasakan kedamaian dunia
Bersamamu....kutemukan arti cinta sesungguhnya

Copyright 2003

***

ANGAN KITA JAUH BERBEDA
Terlepas... Terhempas...
Dirimu tanpa diriku
Terlempar ...tenggelam
Wajah indahmu dari anganku

Reff:
Ku ingin kau pergi dariku
Ku ingin kau cepat berlalu
Ku ingin kau pergi jauh dariku
Tinggalkan,..semua
Anganmu tentangku

Kusadar...kukejar
Dirinya yang jauh disana
Ku ingin...dapatkan
Rasa cinta dari dirinya
Copyright 2002


***


SIMPAN SAJA TANGISMU
Mungkin perpisahan ini
Terlalu berat bagimu tapi
Akan lebih berat lagi bagiku
Bila ku tak pergi

Memang salahku menerimamu di saat seperti ini
Tapi ku kan slalu mencoba
Menjadi yang terbaik untukmu

Telah kerap aku menaifkanmu
Dan kerap pula kau sandarkan bebanmu dipundakku
Telah kerap aku buatmu menangis
Bahkan saat terakhirpun masih saja kau menangis

Reff : Simpan saja tangismu
Sampai aku kembali
Hingga yang ada bukan tangis sedih
Bila seusai pengembaraanku
Aku kembali kepelukanmu
dan kau menangis
Kumaknai tangismu sebagai penawar rindu

Percayalah....
Aku takkan berpindah kelain hati
Tapi aku tak yakin bila
Tak berpindah ke lain bodi
Hehehe....

Copyright 2003

)* lagu ini terinspirasi dari kisah teman, yang cowok sekarang di Kalimantan dan yang Cewek sudah menikah dengan teman si Cowok tadi

****

SATU DALAM CINTA
Tak ku sesali pertemuan ini
Ku hanya kesal pada kenyataan
Mengapa keakraban hanya terjadi sesaat
Ketika engkau hendak pergi

Ku tak menyalahkan kepergianmu
Karena ada yang salah pada cintaku
Mengapa terlalu dalam aku mencintaimu
Hingga aku tak kuasa
Menahan tangisku saat engkau pergi

Reff:
Ku biarkan engkau pergi
Meninggalkan kisah kenangan
Kenyataan mengatakan kita berpisah
Namun hati kita tetap satu dalam cinta.........

Coda:
Semoga saja kita kan berjumpa lagi
Menuai hikmah yang tersembunyi dibalik semua ini

Copyright 2003

)* yang ini juga, cz lagunya satu paket. bedanya kalo yang tadi cowoknya yang nyanyi, sekarang ceweknya yang nyanyi.



MERPATI KERTAS
Ku ingat kembali...Masa kecilku dulu
Bermain bersama....Teman-temanku
Ku ingat kembali.....masa indah di sekolah
Bermain bersama ....tanpa mengenal lelah

Merpati kertas....
Terbang dengan bebas....
Di angkasa luas....

Bukuku habis....Nggak bisa nulis
Guruku ngomel....Ku kena jewer

Merpati kertas ....Bikin masalah
Merpati kertas .....Perbanyak sampah

Kini aku besar....masih seperti dulu
Bermain dengan kertas....masih kesukaanku

Copyright 2002




TENTANG PELANGI
G C
Saat bercengkerama dikeramaian yang terasa sepi
G C
Saat wajahmu menunduk bagai butiran padi
A Bm C#m G#m f#m
aku suka tempat sepi yang penuh riuh arti
A Bm C#m G#m f#m
dan arti akan memaknai sisi batin kita
dimana setiap batin kita
E Bm C#m G#m
terurai cerita warna-warni bagai bianglala senja
Bm F#m
meski tak seindah pelangi

biar saja sunyi itu jauh pergi
dan katakan apa yang ingin kau ucapkan
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Copyright 2003

)* ni dah mulai bisa nggitar, tapi ya.... gitu deh. liriknya lupa lagi.


“REBAH”
G A
Aku tak sanggup menjadi laut
G C D
Yang menampung aliran sungai dan air hujan
G A
Tapi setidaknya aku masih
G C D
Bisa menampung derasnya air matamu

C G
# Tumpahkanlah semua
G E A
Biarkan mengering dalam dekapku

G A
Mungkin tubuh ringkihku tak bisa
G C D
Mendekapmu erat, namun pasti engkau rasa



#
C G
Kehangatan yang sama
G E A
Seperti mentari di awal dhuha

Reff : ..................masih di cari liriknya, ....^_^;

Copyright 2008



“INSOMNIA”
Mata ini belum mau terpejam
Meski tampak sisa lelah tadi siang
Mungkin malam tengah menuju pagi
Hingga rasa kantukpun beranjak pergi

Ingin aku berfantasi ke dunia baru
Buang jauh semua beban dipundakku
Ingin aku bercerita sampai bosan
Hingga aku tak merasa kesepian

# Tapi yang aku butuhkan bukan semua ini
Karna yang aku inginkan kudapat tidur lelap malam ini

Reff: Malam,....bantu aku terpejam
Gelap,...bantu aku terlelap
Sunyi,...temaniku bermimpi
Pagi,...sambut mentari, ceria kembali

Copyright 2004


"PAGI"
Kubuka mata, sambut mentari
Sungguh indahnya, alam pagi ini
Sejuknya pagi, membius aku
Menapakkan kaki kembali , kebumi pertiwi

Pagi yang indah menjemput aku
Mengantarkanku pergi ke sekolah
Menuntut ilmu bekal masa depan
Bukan hanya sekedar jajan dan bersenang-senang

Reff
Selamat pagi...bapak ibu guru
Selamat pagi...teman-temanku semua
Kita sekolah, menuntut ilmu
Jangan menyerah, gapailah cita-citamu

Bilaku besar nanti ku akan jadi profesor
Bilaku besar nanti ku akan jadi dokter
Bilaku besar nanti ku akan jadi presiden
Bila ku besar nanti ku akan jadi...............

***

SOBAT KECIL
Hari-hari yang ku lalui kini lebih berarti
Setelah kehadiranmu sobat kecilku
Hari-hari yang ku lewati tak ingin lekas pergi
Saat kau ada disisiku sobat kecilku

Kunang-kunang, terangilah
Setiap langkah, sobat kecilku
Kupu-kupu, temanilah
Setiap resah, sobat kecilku
Malam sunyi, hadirkanlah
Mimpi yang indah, sobat kecilku

)* lagu PAGI dan SOBAT KECIL pernah aku kirim untuk Mega Putri Saraswati (penyanyi cilik asal Jogja) nggak tau di masukan albumnya atau tidak.

OTHERLAND

Ini koleksi puisiku, terserah mau menyebutnya apa, disebut puisi kok nggak pantes, kalo bukan puisi terus apalagi? aku beri judul otherland karena prosesnya memang di luar kota, saat aku jadi kuli sablon di Persima I kalianyar Tambora, Jakarta Barat.



“SAAT KITA JAUH AKU SIMPAN RINDU DALAM PUISI”
Gitar itu masih aku petik,
meski suara sumbang yang keluar
Pergi saja bila tak ingin terganggu,…!
Aku hanya ingin membuang kesal,
bersama alunan melodi gitar tanpa aturan
yang kerap bikin kesal.
Dan kesal itu akan hilang berganti sesal bila,…
Engkau pergi dariku

Bila kau pergi dariku, atau aku yang meninggalkanmu,
tak jadi soal,
karena kenangan kita tersimpan pada awan,
awan mendung.

Biarkan hujan itu turun,
karena air mata yang tersisa akan hilang bersamanya.
Berhentilah menangis karena hujan telah mereda,
jangan bersedih karena langit masih menghiburmu dengan pelangi.
Dan pelangi itu?

Pelangi itu masih menggantung dilangit,
meski hidupku tak tergantung padanya.
Karena hidup pelangi sendiri
tergantung pada matahari.

Aku takkan mendewakan matahari,
meski tenggelamnya matahari
berarti tenggelamnya aku dalam mimpi.
Dan aku takkan mendewikan mimpi,
meski mimpilah yang mengantarkanku
dalam mimpimu…
saat kita jauh.

Saat kita jauh,…
aku simpan rindu
dalam puisi,
meski puisi,…
tak bisa menjelma,
berubah mimpi. (0th3rl@nd)

“KEPADA PUISI”
Kepada lorong kereta api yang selalu gelap
Kepada kegelapan yang penuh misteri
Kepada misteri yang penuh arti
Kepada arti yang tersimpan dalam puisi
Kepada puisi yang menyimpan curahan hati
Puisi…aku pengen curhat nih! (0th3rl@nd)


“SENYUM KECILMU SELAKSA PERMEN KARET”

Masih saja kau beri sesuatu untukku,
walaupun hanya sekedar senyum kecil
selaksa lubang semut yang takkan tergenang air meski banjir mengalun.
Jangan biarkan sapi keluar dari lubang itu,
karena sapi takkan bisa masuk lagi.
Jangan pula kau bawa bangkai cicak yang bisa membuat lubang itu terpolusi.
Bersabarlah menanti gula-gula yang bakal membuat senyummu bertambah manis.
Dan manis itu,…yang bakal melekatkanku padamu. (0th3rl@nd)

“ APA ARTI KEMENANGAN BAGIMU,…?”
Jangan kau lempar lagi mug baru itu.
Selagi mug yang kemarin retak belum kamu lem.
Aku tau kalo kamu lagi emosi, kalo begitu,…
Banting saja mug-mug plastik yang ada didekatmu, biar kamu puas, dengan begitu kamu merasa dirimu menang.
Lalu,…apa arti kemenangan bagimu bila mengalahkan emosi saja kamu nggak mampu!
Aku mengerti,…bila sesaat kemudian kamu menangis, menyadari sesuatu yang telah terjadi. (0th3rl@nd)


“DEMI DIA, AKU…”
Mimpi itu terus menghantui,
meski hantu tak mengerti tentang mimpiku
Pengertian dari mimpiku tak lebih dari sekedar bersama kheisa-kheiku.
Kheisa yang belum sempat aku miliki,
bahkan mungkin takkan pernah kumiliki.
Dan milikku,
bukan hanya mimpi-mimpi bersama kheisa
yang sesekali hadir dalam mimpi.

Kheisa pertama yang sedari dulu kusuka,
mulai menampakkan keakrabannya, ketika aku…hendak pergi.

Akupun pergi tanpa meninggalkan pesan sedikitpun,
terlebih pada kheisa ketiga ku
yang kini lebih suka pada teman baikku.
Terus,…kheisa ke-empat yang kini lebih jauh lagi dariku.

Jarak yang jauh takkan memisahkanku
selagi masih ada pak pos yang setia mengantar suratku untuknya,
dan surat darinya untukku.
Biarpun pak pos nggak ada,
juga masih ada telepon.

Aku nggak suka telpon,
meski dengan telpon aku bisa mendengar suara aslinya
Aku nggak suka telpon
bukan lantaran pulsa telpon mahal
Biarpun pulsa telpon mahal,
nggak bakalan jadi soal,
soale aku udah kerja
meski kerjane payah banget.

Tapi demi dia (0th3rl@nd)



“BERBAGI CERIA DIMANA AJA”
Simpan saja tangismu sampai aku kembali,
hingga…yang ada bukan tangis sedih karena aku meninggalkanmu
Bila seusai pengngembaraanku aku kembali,
dan kamu menangis
Aku maknai tangismu sebagai tangis haru lantaran lama nggak ketemu.
Kemudian,…kita saling tertawa, berbagi cerita, berbagi ceria di mana aja.
(0th3rl@nd)

“LAMPU MINYAK”
Sebatas kemampuanku melihatmu,
kamu tak lebih dari sekedar lilin kecil
yang menerangi sekitarmu.
Sempatkah kamu berpikir bahwa dirimu akan terbakar bersama sinarmu?
Apa arti lelehanmu bila kamu tak berpijar lagi?
Mendingan jadi lampu minyak saja,
meski tak seterang petromak
Setidaknya bila minyak habis, bisa di isi lagi.
Meski harga minyak makin meninggi.
Bila nggak mampu beli minyak lagi
ya….minta subsidi, gitu loh! (0th3rl@nd)


“BIANGLALA DI LANGIT SENJA”
Bolehkah aku membantumu melukis bianglala?
Bianglala yang kau lukis warna merah padam.
Bolehkah aku menambahkan warna kuning untukmu?
Hingga warna merah berubah jingga.
Bolehkah aku tambah satu warna lagi?
Maka akan ku tambahkan warna biru untukmu
Hingga warna jingga berubah ungu.
Dan kamu boleh menambahkan warna hitam untukku,
hingga malam menjelang.
Kemudian…pejamkan matamu,
dan akan kupejamkan mataku
Lalu aku akan datang dalam mimpimu.
Dan hadirmu ku nantikan dalam mimpiku.
Di sana, kita akan bertemu. (0th3rl@nd)


“TENTANG PELANGI”
Saat bercengkerama di keramaian yang terasa sepi
Saat wajahmu menunduk bagai butir padi yang menua
Apa arti perbincangan kita selama ini
Bila akhirnya yang ada hanyalah sunyi

Buang saja sunyi itu jauh pergi,
dan katakan apa yang ingin kau ucapkan.

Aku suka tempat sepi yang penuh riuh arti
Dan arti akan memaknai sisi batin kita
Dimana setiap batin kita
terurai cerita warna-warni
bagai bianglala senja
meski tak seindah pelangi.

Kemudian kamu bertanya:
”apa yang akan kamu lakukan bila putri pelangi turun ke bumi?”
Jawabku : “aku akan pinjam tangga pelangi kemudian kita akan kesana”
“Lalu?”
Tanyamu lagi
“Aku akan menjatuhkanmu dari sana”
: jawabku
“Loh kok gitu sih!”
: gerutu kamu
“Abis…kamu Tanya yang macem-macem sih,
lagian mana ada putri kayangan mandi di kali!” (0th3rl@nd)


“SAYANG …KAMU NGGAK ADA DAN TAK PERNAH ADA”
Skali waktu bila kamu ada
Sesekali aku ingin mengajakmu mengarungi telaga upendi,
Mendengarkan dendang lagu mufasa dan menari bersama
Kemudian akan kuajak kamu ke langit dan singgah di peaceful palace.
Lalu…turun dari langit dan menetap di pride land
Tak ku biarkan outsiders mengganggu ketenangan kita.
Bila perlu…akan ku taklukkan otherland untukmu
Sayang …kamu nggak ada dan tak pernah ada.

Skali waktu bila kamu ada
Sesekali aku ingin mengajakmu pergi ke bulan
Mendengarkan senandung bintang dan berdansa bersama
Kemudian akan ku ajak kamu ke mars dan singgah disalah satu satelitnya
Lalu…kita petik semi lunaris sebagai hiasan dinding
Takkan ku biarkan hati kita terhalang tembok,
Bila perlu…akan ku bangun kamar untuk hati kita.
Sayang…kamu nggak ada, dan tak pernah ada.

Skali waktu bila kamu ada
Mungkin…aku tak kan berani menulis cerita ini
Namun…kamu nggak ada, dan tak pernah ada
Jadi…aku bebas membual, berkhayal, berjanji sesuka hati
Karena…kamu nggak ada, dan tak pernah ada. Da..da…!

(0th3rl@nd)


“PASIR KENCANA 050701”

Rambut lurusmu tergerai, diterpa angin pantai
Tak kalah dengan gadis tiara sunsilk
Sayang,…rambutmu tak sehitam rambut mereka
“Eh jangan salah ya rambutku kuning kan lantaran pantulan dari sinar matahari”
Katamu sambil tersenyum

Semburat warna kuning yang menerpa rambutmu
Perlahan turun, tenggelam di laut, dengan menyisakan bianglala

Tapi kamu masih asyik memainkan kerudungmu,
Berlari – lari di tepi pantai meski hari menjelang sore
“Akan ku kejar senja itu”
Katamu tanpa ragu

Pulanglah…
hari sudah sore,
lagian kaya gak ada kerjaan aja ngejar-ngejar senja.
(0th3rl@nd)



“SEBUAH TITIK AWAL”

Terlahir sebagai ciptaan Tuhan. Bersujud pada kiblat, bukan berarti sesembahan.
Senandung kalimatullah bergema kiri dan kanan.
Kebiasaan yang lumrah seusai kelahiran.
*
Ceritapun berawal lebih dari sekedar dongeng.
Dan bilapun hanya dongeng, bukan berarti sebagai pengantar tidur.
*
Titian-titian waktu yang menghubungkan tahun ke tahun, harusnya menuju jalan yang terang.
tapi ada satu titian yang sulit dilewati, bukan karena terlampau kecil tapi bercabang.
*
Kemudian bila seseorang tak mengerti arti hidup, mungkin lebih baik terjun dari titian tersebut. Dari pada merasakan kebimbangan sesaat.
*
Kebimbangan itu bagai sebuah goncangan yang sewaktu-waktu dapat meruntuhkan wujud bangunan yang selama ini ada.
*
Aku masih berusaha meredam goncangan-goncangan yang mungkin akan meruntuhkan seluruh pundi ketabahan.
*
Mentari tumbuh dari timur, berharap mampu terangi hati, yang sinarnya hampir mati.
(arah timur : sebuah titik awal)


“LIBERTY FI RAIBA”
Waktu…masih memberiku tempat berpijak, meski dirinya tercantum pada sebuah jam. Aku…masih tetap berpijak, meski ketabahan terkikis oleh sebuah keangkuhan.
*
Keangkuhan itu enggan pergi selama aku masih menyimpan secuil dengki: awal sebuah kebencian, nyatakah?
*
Tangis hanya sekedar isak, tak mampu sucikan hati yang ternoda hitamnya rasa iri.
*
Ketabahan itu…akankan tersemai kembali, sikap menerima akankah tetap ada?
(arah timur : sebuah titik awal)

“Pertemuan Kita Kali Ini”
pada satu kesempatan , pernah skali waktu kita bertemu.
Berbincang tentang peristiwa masa silam
Hingga masalah persahabatan yang sedikit retak
Karena bentangan jarak.

Yang membuatku kagum,
Ternyata kamu masih mengenaliku
Meski sebenarnya aku tak begitu kenal dengan mu.

Mungkin,…dulu aku terlalu sibuk menanti senja
Dan mengagumi bianglala.
Hingga langit biru di pagi hari
Terasa tak berarti

Auramu sedikit terpancar
Pada pertemuan kita kali ini….(maia, refleksi kehampaan)


“EPISODE KESETIAAN”
Aku dan kamu, tidaklah berbeda
Kita sama-sama lelaki yang butuh cinta
Benci akan rasa hampa,
Mengutuk kesendirian

Aku dan kamu, tidaklah berbeda
Mengutuk diri dalam sepi
Membentak hampa dalam kekosongan
Menampar cinta dalam dahaga
:mengisak rindu di tepian waktu

Aku dan kamu, tidaklah berbeda
Sama-sama menyimpan kesetiaan
Di kedalaman hati yang terdalam

Tapi kita tidaklah sama
Kau biarkan kesetiaan itu menikam hatimu,
Merobek-robek isi otakmu
Dan buramkan hari-harimu

Sementara kesetiaan yang ku miliki
Ku gadaikan di ujung pagi
Agar dapat ku tebus dengan mahar
Di akad nikah nanti
(maia, refleksi kehampaan))



‘JANGAN BIARKAN IA BEKU”
Tanpa paksa kau ingat lagi masa
Lalu-lalang waktu

Kemarin adalah belajar,
Sekarang mencoba,
Besok menuai

Ladang gambut masih kosong
Apa yang mesti dipanen?

Yang aku bisa
Memetik angan masa silam
Sementara aku tak bisa mengoyaknya
Dengan taringku yang tumpul

Hujan menghapus penyesalan
KarnEa sesal tak harus dihadapi dengan kesal

Bermandi hujan
Sejukkan hati dan pikiran

Jangan biarkan ia beku
(maia, refleksi kehampaan)


“AND…A LITTLE SPARROW SINGING TO ME”
Kepakkan sayapmu, ketika kamu merasa harus terbang.
Raihlah bintang, ketika kamu telah sampai diangkasa.
*
Disini, aku bukanlah dahan yang mungkin kamu hinggapi.
Tapi sebagai ranting, yang mungkin saja enggan kamu singgahi.
*
Aku bukanlah bumi yang memelukmu saat terjatuh.
Tapi setidaknya, aku memapahmu ketika kamu terluka.
*
“Kerelaan tak semestinya diucapkan, karena kerelaan sejati, sesungguhnya ada di hati.
Bila satu kerelaan itu masih saja terucap, maka masih dibutuhkan satu kerelaan lagi”)*
)* kalimat terakhir ini pernah saya baca di buku cerita, tapi dimana ya, sudah lupa. barangkali teman2 ada yang bisa enemukannya.
(arah timur : sebuah titik awal)


“BENALU”
Aku benalu katamu. Baiklah aku takkan marah. Tapi…apakah kamu merasa dirugikan selama bersamaku?

Kamu bilang aku parasit, nyatanya kemanapun aku pergi kau selalu turut. Bukankah kau yang menjadi parasit bagiku, waktuku terbuang hanya untukmu.

Kau katakan lagi padaku kalau aku benalu. Setidaknya benalu masih memberi manfaat pada tiap-tiap burung pemakan kemaduan.

Katakan lagi kalau aku benalu. Maka aku akan hinggap di tubuhmu, dan menjadi parasit bagimu.
(suara alam)


“UJUNG NEGARA 24102003”
Berlari-lari diatas pasir pantai yang terlihat putih karena serpihan kerang.
Meski terasa perih dikaki, tapi aku suka.
*
Terik tak mampu menyentuh kulit, karena semilir angin terasa lebih menarik.
Deburan ombak yang memecah karang terdengar bagai alunan musik.
*
Ah,….kubuang resahku pada kaki langit.
*
Aku benci pada bunga dan kumbang yang bercumbu disiang hari.
Kenapa lautku kalian kotori?
*
Aku benci pada sesaji yang tersaji.
Kenapa tidak disajikan kepadaku saja?
Haha!
*
Kegembiraan hanya sesaat, mengapa harus lupa akan solat jum’at
*
Kenapa juga kekaguman pada alam
mengalahkan kekaguman pada sang pencipta.,
bukankah semua berawal dariNya?
(arah timur : sebuah titik awal)


“GEMA”
Akulah gema,…!singgah di gua-gua, tebing, gunung, lembah, dan hampir disetiap ruang yang kosong. Akulah gema,…! Begitu penurut meskipun terkadang nyebelin juga.

Tanpa aku, terasa sepi. Karena aku kalian semua.

Berteriaklah “hai…!” maka akan kau dengar lagi teriakanmu berkali-kali.

Akulah gema,…! Suara kejujuran yang tak pernah berdusta.

Akulah gema,…! Tak mungkin kau jumpai di stasiun-stasiun, terminal-terminal, ataupun di pasar. Karena aku tidak seperti mereka : mesin, manusia, dan yang ada disekitarnya.

Akulah gema yang mungkin kau jumpai di koridor-koridor sekolah apabila telah sepi, diruang kelas, di kantin-kantin yang telah senyap.

Aku bukan gema, bila kau jumpai di pasar malam. Karena aku hanya ada di malam sepi. Dan malam yang kian mendalam)*

)* pramudya ananta tour


(suara alam)


“KEBEKUAN INI”
Ketika tak ada sesuatu yang harus dibicarakan, kita hanya diam seperti patung candi yang berlumut.

Kesunyian yang kita ciptakan mestinya dapat menenangkan. Tapi mengapa aku yang merasa gelisah karena kebekuan ini.

Seolah-olah aku bukan matahari lagi dihadapanmu yang bisa kembali mencairkan kebekuan ini.

Puluhan pekan telah berlalu, mungkin bukan suatu masalah bagimu. Tapi bagiku?

Sepertinya tak ada lagi yang kubanggakan selain kamu. Terlalu pagi kamu bersembunyi.

Mestinya tak kau sembunyikan gelak tawa yang pernah kau tunjukkan padaku. Dan kini, aku ingin dengar suara itu lagi.

Bentangan jarak terlampau jauh bagi kita. Tapi kuyakin bukan kendala. Terus…sampai kapan kebekuan ini berlanjut?

(suara alam)



“untuk belajar puisi, kita harus belajar aturan. Tapi untuk mencipta puisi, kita harus mendobrak aturan tersebut”



“Menulis cerita adalah upaya menentramkan imajinasi, sedangkan menulis puisi membiarkan imajinasi dalam cerita yang ditulisnya” (Sutardji Calzoum Bachri)

rona-rona

RONA-RONA ANTARA BOJONG SAMPAI MASJID TAQWA
Oleh : abdul sukur*

Satu hal yang paling menyebalkan ketika berkendara bersama Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, Gigih Setianto. Ia tidak bisa ngebut dalam kondisi apapun, yang jelas sih motornya yang gak bisa diajak berlari karena memang disetting kayak gitu, maklum motor aktivis jadi mesti di buat seirit mungkin demi kelancaran organisasi yang ditekuninya tanpa gaji. Oleh karena itu aku menyebut kendaraannya sebagai supra bulus, meskipun diantara teman yang lain ada yang lebih kejam lagi dengan menyebutnya supra keong. Mestinya kita bisa mengambil sisi positif dari hal itu, paling tidak kita bisa dengan leluasa mencari sawangan, barang kali ada sesuatu yang bening untuk mencuci mata yang sedari kemarin ngeres terkena debu jalan, maklum aktivis gak ada inventaris mobil. Hahaha….! Kalo gitu caranya, mata dah seger gantian otak yang ngeres. Yah kita bisa dengan leluasa mengamati fenomena yang ada di sekitar kita, mungkin bahkan di Indonesia pada umumnya.

Baru-baru ini, terkait gawe besar PD IRM Kab.Pekalongan, KSIP IX dan TORSENI XI. Saya dan Ketua Umum sering bolak – balik Kajen-Bojong-Pekajangan-Doro, bisa dibilang hampir tiap malam. Semua itu kami tempuh bersama supra bulus, kejem banget ya, padahal kalo dibandingin dengan kakek-kakek marathon lebih cepat supra bulus loh. Perjalanan dari Bojong-Pekajangan memaksa jari-jari ini untuk mengacak-acak keybord komputer Pentium II yang harus rajin-rajin di refresh tiap kali ganti paragraf, karena kalau tidak, dapat dipastikan jari-jari ini bakal lebih kejam lagi membantai tuts dari Esc, F1,F2,F3,urut sampai semua tuts terjamah. Tidak hanya itu saja, telunjukpun takkan puas hanya menjitak enter satu kali saja, paling tidak minimal 14 kali, itupun masih direwangi karo anjrot. Finally, kalau belum puas juga terpaksa tombol restart yang di pencet.

Ya…ada satu hal menarik ketika mengamati pengendara motor. Di bebekan Kedungwuni, Pengendara Honda Supra mengenakan jaket Suzuki Lucky Strike, mungkin bukan suatu hal istimewa bagi orang awam tapi bagi orang yang rawan kelaparan seperti kami, hal itu cukup membuat memeras otak untuk senantiasa berfikir, bagaimana caranya makan gak bayar, hehe…gak nyambung ya. Tepat di traficlight Podo sayapun melihat pengendara Suzuki Smash mengenakan jaket Yamaha Rani Sakti Motor. Tepat didepan Kampus II STIKES Pekajangan kami dikejutkan oleh pengendara Yamaha Mio mengenakan jaket Honda 54 Motor yang tiba tiba menyalip kami dari sebelah kanan, maklum motor bulus gampang disalip.
“tanda-tandane apa fenomena kuwi?” tanyaku
“halah, biasah koyo wong jowo tok, sithik-sithik ndongenge tentang perlambang, ora ono bahasan liyan apa!”
“hu..emange kowe dudu wong jowo? Nek bukan kita sapalagi yang bakal nguri-uri budaya jawa? Opo pingin dijajah maning koyo jamane walondo?, nek biyen dijajah secara fisik, siki jajahane mawi budaya. Rungakna kang, kucing kuwi siki ora ono sing pipise ndhodok, wis podho ngacar kaya segawon lanang. Kuwi pralambang hancurnya tata krama. Opo maneh kucing, lha uwong wae ora nduwe sopan santun blabar pisan!”
“oh,…ngono toh sing mo karepke, kuwi sing disebut kemunafikan massal!” jawab si boss asal
“......??????"



*) Kabid Apresiasi Seni & Budaya Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah
Kabupaten Pekalongan


”THE GIGGLY SCHOOL’S GANK”

Ku ulangi lagi ritual mandi pagiku, terasa ada yang kurang saat aku ganti pakaian. Oh ternyata aku belum sabunan, pantas saja badan ini masih terasa lengket. Tidak biasanya aku begini, selama bertahun-tahun tak pernah lupa urutan mandi dari mulai doa masuk kamar mandi, mendahulukan kaki kiri ketika masuk, menyiram tubuh bagian kanan terlebih dahulu, sabunan, keramas, gosok gigi, tak lupa juga mencuci muka dengan facialfoam dan keluar dari kamar mandi dengan mendahulukan kaki kanan disertai do’a juga. Tapi pagi ini,…benar - benar menyebalkan.

Aku terlambat lagi masuk sekolah. Ada saja alasannya, dari mulai sarapan belum siap, kehabisan bensin di jalan, busi mati, ban bocor dan alasan-alasan lain yang pada intinya hanya akan menyalahkan orang lain saja. Aku menyadari itu, ada yang salah pada locus of controlku. Masih saja aku menggunakan locus of control eksternal, padahal dengan begitu aku menganggap keberhasilan maupun kesialanku disebabkan oleh orang lain. Tak terkecuali pagi ini. Semua ini pasti gara-gara kitty women, meskipun aku sadar tidak sepenuhnya demikian.

Kitty women, Geng sekolah yang beranggotakan 6 cewek popular mulai macam-macam. Entah mengapa akhir-akhir ini mereka selalu mengerjaiku tanpa alasan yang jelas. Nyatanya aku tak ada hubungan sama sekali dengan mereka, satu kelas saja tidak. Akupun bukan termasuk cowok populer yang mungkin saja menyaingi kepopuleran mereka. Lantas atas dasar apa mereka menyebar gosip bahwa aku pacaran dengan Fia. Demi Tuhan, aku senang kalau itu benar-benar terjadi. Tapi yang ini lain, dengan beredarnya gosip tersebut Fia menjaga jarak denganku. Otomatis tak ada lagi pulang bareng, tak ada lagi belajar bersama, tak ada lagi waktu berkunjung ke perpustakaan bersama,tak ada lagi perdebatan, kebiasaan yang lumrah telah berbalik arah.

Biasanya perdebatan kecil mengawali perbincangan kami, tentang semut rang-rang di pohon akasia depan kelas sebelas. Mengapa mereka bisa demikian akrab. Mungkin bahasa mereka satu, budaya mereka satu, pikiran mereka satu, ketaatan mereka satu. Seandainya manusia bisa begitu! Lantas aku bertanya, apa gunanya akal kalau demikian adanya. Pastinya ada-ada saja perdebatan kecil setiap harinya. Entah sekedar mengkritisi burung gereja yang bolak-balik cari rumput kering untuk membuat sarang, …………

Kali ini kitty women berulah lagi, salah satu personelnya gencar mendekati aku, bukannya ge er, hal ini terjadi bukan satu atau dua kali, tapi berkali-kali, terlebih ketika ada fia di situ. Sampai saat inipun aku masih belum tahu apa maksud semua ini. Secara akademis mungkin aku masih bisa bersaing dengan siswa lain. Tapi untuk urusan social bisa dikatakan buta, meskipun aku juga rajin baca buku-buku semacam itu. Namun untuk belajar social tidak hanya belajar dengan membaca buku saja, kitapun harus bersosial karena kadang kala apa yang tertulis di buku tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat. Termasuk masyarakat sekolah.

Kamu tahu kenapa Ina begitu gencar mendekatimu? Tanya Upik suatu ketika.
Tidak ! jawabku singkat (belum selesai nih.... keburu pengen ditampilkan. gak usah ditunggu sambungannya ya.....!!!!)

AYUMI SHINJI

“AYUMI SHINJI”

Setahun sudah aku mengenalnya. Aku tak pernah mengira bahwa hubungan yang terjalin akan sejauh ini.
Pada awalnya aku iseng saja menulis surat untuknya melalui alamat yang aku dapat dari sebuah majalah. Sama sekali tak mengharap balasan, di balas sukur, tidak dibalas juga tidak apa-apa.
Ya setahun sudah aku mengenalnya. Bahkan di awal perkenalan akupun mulai mengenal keluarganya.
“ass. Bnr ni nmrna mz abdl skur, cza adkna mb ayu” satu sms aku terima, entah dari siapa nomor yang muncul tak ada namanya di buku telfon, sempat juga berfikir ayu siapa ya. Setahu saya nama ayu hanya teman kuliah saja, itupun dia tidak punya adik.
“www. Btul, maaf ayu spa ya?”balasku dengan kata-kata singkat karena memang tidak tahu ayu mana yang dimaksud.
“Ayu wsb, mz sukur prnh krm srt tuk mb ayu kan?cza dpt nmr mz dr srt yg mz krm”
aku paham siapa ayu sekarang. Tapi ada yang masih menjadi pertanyaan “cza” saya piker itu nama adiknya.
“ya,3mz. Btw cza tu nama kmu ya? Azizah mgkn?” tanyaku, tak peduli pada pulsa yang sebenarnya mepet, maklum lain operator.
“hihi, cza tu sigktn dr saya, dh y mz dwi mw mndi dlu” baru ku ketahui bahwa namanya dwi.
Hari-hari berikutnya tak ada lagi sms dari Dwi. Untuk memulainya aku mulai tanya-tanya kenapa yang membalas smsku Dwi, bukan Ayu.
“maaf dx sukur ya ni ibunya dwi, maaf dwinya sdg skul, jd ibu yg bls. Ada psn bwt dwi?” satu kejutan lagi, ternyata ibunya yang membalas smsku.
“o, ibue dwi to, nepangaken, kula abdul sukur. Saged ta kekancan kalih lare-lare Ibu? “
“saged mawon, matur nuwun dx sukur purun kekancan 2 lare2 kla, mangga dipun niati ibdh spdos mbtn wntn raos curiga antra dx sukur 2 lare2. nepangakn ugi, kula sumiyati, lare2 bioso nyeluk kula bu’e atw mami. Lare2 ming gesang 2 kula. Bapake pun almarhum.”


Persahabatan ini begitu dalam, meskipun belum pernah bertemu sekalipun. Paling tidak keluarganya sudah mengenalku. Pernah satu ketika, tepatnya 7 Oktober 2008 aku dan teman-teman berkunjung kesana, menjenguk Dwik yang sudah sebulan sakit. Niatan mau langsung pulang, tapi dicegah. Bahkan adik bungsu, arsyad sempat mengunci pintu sebelum kami pamitan. Mau apa lagi, pulangpun tidak memungkinkan disamping hujan,hari beranjak petang. Ya jalan yang paling aman ya ngineplah....! tapi kini dwi telah tiada tepat pukul 5 pagi 12 Januari 2009, kami hanya bisa berdoa supaya dwi mendapat tempat yang layak disana. Tentang Ayu, akhirnya kamipun bertemu pada tanggal 18 Januari 2009. tapi setelah itu, komunikasi jadi kaku. Seakan akan persahabatan yang terjalin selama 18 bulan terlupakan setelah ketemuan 3 jam. Tapi pikiranku tidak benar juga ternyata, karena.... kami masih tetap sahabat. Terima kasih ayu....





PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...