Selasa, 23 Juni 2009

SO CONFUSED

“BOSAN JADI ORANG BAIK”

Baik buruk sebuah nilai, mungkin hanya sebatas kebiasaan saja. Seseorang yang telah terbiasa berbuat baik ketika melakukan suatu kebaikan tidak lagi dinilai sebagai kebaikan. Berbeda ketika orang jahat yang melakukan sebuah kebaikan, bisa jadi namanya di agung-agungkan kalau perlu di jadikan man of the year.
Tidak berbeda dengan perasaanku hari ini, jadi orang baik payah, selalu dimanfaatkan orang lain, terlalu sosial hingga yang terjadi malahan sok sial. Ketika banyak orang yang dengan tenang bekerja mendapatkan penghasilan, saya malah harus mengadakan sebuah kegiatan yang justru menguras tenaga, pikiran, dan uang. Entah mengapa selama ini saya merasa baik-baik saja. Mungkin karena saya tidak berpikir macam-macam. Hingga akhirnya pikiran yang bermacam-macampun mulai muncul. Apabila melihat ke belakang, berapa rupiah yang aku habiskan untuk kegiatan. Berapa waktu yang aku curahkan hingga meninggalkan order yang lumayan. Mungkin kalau dihitung-hitung aku sudah bisa membeli motor sendiri, membeli komputer sendiri, bahkan bisa nabung untuk persiapan nikah nanti…he. ^_”
Yah sekarang aku mulai memikirkan itu. Aku bertekad untuk menjadi orang egois, persetan dengan orang lain, persetan dengan masyarakat, toh mereka tidak pernah memikirkan aku.
Tapi…. Ada sesuatu yang mengganjal. Pertanyaan yang tak bisa aku jawab. Kapan aku pernah jadi orang baik? Kapan aku bermanfaat bagi orang lain? Kapan aku bermanfaat bagi masyarakat? Agaknya aku belum seperti itu, aku belumlah menjadi orang baik, kenapa mesti bosan jadi orang baik. Bahkan ketika aku memutuskan untuk berhenti jadi orang baik, aku merasa jadi orang yang paling jahat sedunia. Yah…karena sebelumnya aku memang sudah jahat. Aku sangatlah egois, melakukan sesuatu demi kesenanganku sendiri.
Kenapa mesti bosan jadi orang baik, sedangkan aku sendiri belumlah menjadi anak yang baik.

NB : Jangan pernah mencoba untuk berhenti menjadi orang baik, gak enak yakin.
Bersyukurlah kalau anda termasuk orang yang baik, bagi diri sendiri dan orang
lain, anda akan menuai buahnya segera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...