Jumat, 24 April 2009

AYUMI SHINJI

“AYUMI SHINJI”

Setahun sudah aku mengenalnya. Aku tak pernah mengira bahwa hubungan yang terjalin akan sejauh ini.
Pada awalnya aku iseng saja menulis surat untuknya melalui alamat yang aku dapat dari sebuah majalah. Sama sekali tak mengharap balasan, di balas sukur, tidak dibalas juga tidak apa-apa.
Ya setahun sudah aku mengenalnya. Bahkan di awal perkenalan akupun mulai mengenal keluarganya.
“ass. Bnr ni nmrna mz abdl skur, cza adkna mb ayu” satu sms aku terima, entah dari siapa nomor yang muncul tak ada namanya di buku telfon, sempat juga berfikir ayu siapa ya. Setahu saya nama ayu hanya teman kuliah saja, itupun dia tidak punya adik.
“www. Btul, maaf ayu spa ya?”balasku dengan kata-kata singkat karena memang tidak tahu ayu mana yang dimaksud.
“Ayu wsb, mz sukur prnh krm srt tuk mb ayu kan?cza dpt nmr mz dr srt yg mz krm”
aku paham siapa ayu sekarang. Tapi ada yang masih menjadi pertanyaan “cza” saya piker itu nama adiknya.
“ya,3mz. Btw cza tu nama kmu ya? Azizah mgkn?” tanyaku, tak peduli pada pulsa yang sebenarnya mepet, maklum lain operator.
“hihi, cza tu sigktn dr saya, dh y mz dwi mw mndi dlu” baru ku ketahui bahwa namanya dwi.
Hari-hari berikutnya tak ada lagi sms dari Dwi. Untuk memulainya aku mulai tanya-tanya kenapa yang membalas smsku Dwi, bukan Ayu.
“maaf dx sukur ya ni ibunya dwi, maaf dwinya sdg skul, jd ibu yg bls. Ada psn bwt dwi?” satu kejutan lagi, ternyata ibunya yang membalas smsku.
“o, ibue dwi to, nepangaken, kula abdul sukur. Saged ta kekancan kalih lare-lare Ibu? “
“saged mawon, matur nuwun dx sukur purun kekancan 2 lare2 kla, mangga dipun niati ibdh spdos mbtn wntn raos curiga antra dx sukur 2 lare2. nepangakn ugi, kula sumiyati, lare2 bioso nyeluk kula bu’e atw mami. Lare2 ming gesang 2 kula. Bapake pun almarhum.”


Persahabatan ini begitu dalam, meskipun belum pernah bertemu sekalipun. Paling tidak keluarganya sudah mengenalku. Pernah satu ketika, tepatnya 7 Oktober 2008 aku dan teman-teman berkunjung kesana, menjenguk Dwik yang sudah sebulan sakit. Niatan mau langsung pulang, tapi dicegah. Bahkan adik bungsu, arsyad sempat mengunci pintu sebelum kami pamitan. Mau apa lagi, pulangpun tidak memungkinkan disamping hujan,hari beranjak petang. Ya jalan yang paling aman ya ngineplah....! tapi kini dwi telah tiada tepat pukul 5 pagi 12 Januari 2009, kami hanya bisa berdoa supaya dwi mendapat tempat yang layak disana. Tentang Ayu, akhirnya kamipun bertemu pada tanggal 18 Januari 2009. tapi setelah itu, komunikasi jadi kaku. Seakan akan persahabatan yang terjalin selama 18 bulan terlupakan setelah ketemuan 3 jam. Tapi pikiranku tidak benar juga ternyata, karena.... kami masih tetap sahabat. Terima kasih ayu....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...