Kamis, 30 Juli 2015

"THE 1 ONE"


“Orla, Orba, Sasa because We are One ;
maksudnya Orang Lama, Orang Baru, Sama Saja karena Kita Satu”

The One, orang nomor satu di RT 04 adalah  salah satu jamaah mushola super hero yang pernah minggat. Saya tidak  tahu persis sebab musababnya, mungkin karena  konflik dengan Ironman, Robocop atau ada sebab lain. Sepengetahuan saya dulu mushola ini mushola favorit bagi super hero kecil, apalagi pas imam trawehnya Flash berapapun rekaatnya diselesaikan dengan singkat.

Sepeninggal Ironman dan Robocop, LX Biyu mencoba menyatukan jamaah yang sempat terpecah dimulai dengan  rapat jelang Ramadhan. Pada rapat kali ini, Biyu mengundang banyak orang, termasuk jamaah baru yang bermigrasi ke kampung ini misalnya Newman, Camelman, dan Soulman. Hadir juga The Mask yang sebetulnya juga pendiri mushola ini.

Rapat tidak segera dimulai meskipun telah banyak yang hadir. Biyu masih menunggu seseorang, orang nomor satu di RT 04; the One. Mungkin itu cara Biyu memanusiakan manusia, meskipun yang hadir di sini tidak sepenuhnya manusia. Mungkin peristiwa Fatkhu Makkah yang menginspirasinya, ketika Muhammad berseru “Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka keamanannya terjamin. Siapa yang masuk Masjidil Haram, keamanannya terjamin.” Tentu peristiwa ini tidak bisa disamakan, apalagi subyeknya, namun semua pasti sepakat bahwa tindakan Biyu menunggu The One dalam rangka mempererat jamaah, meskipun dengan ini berarti Biyu melanggar ketepatan waktu yang diajarkan keluargannya di negara Matalari Tertib. Biyu lebih memilih mengorbankan waktu dari pada melepas satu anggota jamaah. Lagipula sebagian besar superhero di sini bersahabat dengan waktu, tidak ada yang menganggapnya pedang atau uang. Mereka mengatakan ana dina ana upa yang artinya ada hari ada nasi.

Ketika The One datang, Biyu membuka rapat dan mempersilahkan The One memberi sambutan. Dalam sambutannya The One mohon maaf atas keterlambatannya, The One juga menyampaikan terimakasih kepada hadirin. Sebetulnya tidak hanya tahun ini saja the one diundang namun baru kali ini the one memenuhi undangan, hal ini menjadikan beliau semakin mantap untuk bergabung kembali dalam jamaah. Inti rapat membahas seputar mushola, jadwal imam traweh, pelebaran mushola, kusen pintu dan jendela, pintu triplek yang mulai rapuh dan rusak slotnya, pembetulan arah kiblat, cat tembok yang mulai mengelupas, serta usulan pengadaan kipas.

Sisa kas empat juta tentu tidak bisa untuk membenahi semuanya. Sehingga di putuskan, tahun ini hanya daun pintu saja yang diperbaiki. Camelman sebagai jamaah baru menyumbang satu kipas. Sebetulnya Camelman terbiasa dalam kepanasan, ia urun bukan untuk dirinya tapi untuk kepentingan jamaah. Scooby Doo, Newman, dan Soulman siap untuk membelikan kipasnya. Sound de Ship menantu Ironman  juga merelakan tanahnya apabila dibutuhkan untuk pelebaran mushola. Jadwal imam traweh juga tersusun rapi, kali ini 10 superhero siap jadi imam, termasuk The One yang beberapa tahun lalu selalu mangkir meskipun sudah menyanggupi. Lengkap sudah persiapan menyambut bulan ramadhan.

Hari pertama traweh jamaah membludak, belum ada kipas, masing-masing hidung berebut oksigen. Namun ibadah tetap berjalan sebagaimana mestinya, khusyuk, penuh dengan ketenangan. Tiga hari pertama zoroo sebagai imam, tiga hari berikutnya Newman, kemudian The One, Scooby Doo, begitu seterusnya hingga akhir ramadhan. Biyu sengaja menyusun jadwal secara berseling antara generasi tua dan muda, kita menyebutnya orang lama dan orang baru. Hari ke-3 Newman menjadi imam atau tepatnya hari ke-6 ramadhan, Newman sakit perut, mules, sepertinya terkena diare, sehingga usai solat khofifatain Newman undur diri dan digantikan The One.

The One memulai rokaat pertama dengan suara lantang dan taril, tidak kalah dengan yang muda. Usai al-Fatihah The One langsung ruku’, sontak makmum berseru “Subhanallah” . The One masih melanjutkan rokaat kedua, kembali seperti rekaat pertama usai al-Fatihah langsung ruku, makmum berseru lebih keras “Subhanallah”. The One cuek saja hingga tahiyat, kali ini makmum diam dan diakhiri salam. Sempat ada keributan kecil, namun Zorro dan The Mask menengahi. Makmum maklum. Sholat dilanjutkan 2 rokaat lagi, 4 rekaat lalu ditutup witir 3 rekaat. Jadi formulanya bukan 4-4-3, tapi 2-2-4-3.

Kami sempat menduga, mungkin besok The One tidak tiba. Dugaan kami salah, The One datang lebih awal, bahkan sempat adzan isya. Ya semoga saja The One sudah berubah, tidak mudah tersinggung, tidak gampang mutung. Memang demikian seharusnya, kita mesti sepakat karena beliau orang nomor satu di RT 04. Adapun kesalahan yang tidak disengaja memang sudah menjadi fitrah manusia, tempatnya salah dan lupa. Siapa saja, orang lama, orang baru, sama saja, karena kita satu. Jangan sampai secuil kesalahan dibesar-besarkan seumpama “kriwikan dadi grojogan”. Kita mesti mempererat tali silaturahmi menyambut hari yang fitri bukan untuk tahun ini saja tapi selamanya. Akhirnya saya berharap semoga pelebaran mushola tidak terrealisasi selagi jamaah shubuh satu shaf tidak penuh.


Qoryatul Ghozi, 5 Ramadhan 1436 H – 10 Syawal 1436 H

“AKHIR WAKTU DI KELAS TIGA SATU”

Menjelang purnama ke-35
Aku bersama teman-teman
Tepat di gerbang ke lulusan

Ada rasa bangga
Perasaan merdeka

Sisilain hatiku berkata:
“apa arti kemerdekaan bila diluar sana justru lebih berbahaya,
Lagi pula haruskah ku tinggalkan kelas ini tanpa jejak yang berarti?”

Jejak yang berarti bukan dengan pesta warna-warni
tiadakkah kau pikir bagaimana itu bisa terbeli
Lantas, Kau pikir itu sebagai kenangan
Kadang Euphoria kebebasan lebih kejam dari penjajahan

Suatu saat kau akan merasa
Ketika menjadi orang tua
Maukah kamu mengulanginya lagi
Bersama anak-anakmu nanti

MA Dos-Q, 9 Juni 2002
(sumber gambar: tribunnews.com)

“20 MENIT YANG LALU”

Dimalam menjelang  purnama
Dingin mencapai puncaknya
Aku lelah
Lelah yang sengaja kubuat
Biarlah aku dicap penghianat
Daripada ikut acara terlaknat

Di sudut lapangan
Meja dan bangku terbentang
Aku terlentang
Melayang
Terdampar di tenda P3K

Apakah aku pingsan?

Thailand,  4 Juli 2001

“SUPER TRAP”

Selepas briefing tadi aku lelah sekali
Maklum, tadi siang sampai malam ini tak kurang dari 7 jam jalan kaki
Menyusahkan diri sendiri dan orang lain yang tak jelas apa tujuannya

Katanya mencari jejak, yang tiap pos dijaga kakak-kakak
Perintahnya nyeleneh, aneh-aneh
Nggak masuk dipikir,
dengan gaya malaikat munkar dan nakir menanyai orang kafir

ah sudahlah... lagi pula aku ikut dengan setengah-setengah
setengah ngantuk
hingga tertidur
terlelap
lelap sekali

sesekali sentuhan lembut menari diwajahku
serupa jemari dingin yang membelai pipiku, bibirku
ah...
sesekali cahaya senter menyilaukanku
serupa di pantai tersorot lampu suar
ah...
sekali itu pula sinar blitz mengagetkanku
seperti selebriti yang dikejar paparazzi
hah...
kulihat wajah teman-teman penuh lukisan

jangan-jangan!

Esoknya aku terpampang dalam kertas ukuran postcard
Dengan wajah seperti grafitti

Thailand, 2 Juli 2001

“EAU DE COLOGNE”

Apakah aku pingsan? Aku tak merasa.
Tapi mengapa aroma kolonyet mampir di hidungku?
Apakah aku pingsan? Sepertinya tidak.
Aku hanya tidur sejenak daripada harus bersandiwara sok galak.
Tapi mengapa aroma kolonyet semakin menyengat?
Apakah aku pingsan, hingga kolonyet tak mampu menyadarkanku.
Kali ini bukan kolonyet lagi, tapi bau kaki
S I A * A N . . . !
Dan aku siuman.

Thailand, 4 Juli 2001

“SHADOW POST”

~sesepuh in memoriam~

Kepak- kepik sayap kelelawar
Sesekali menjatuhkan bunga randu
Tak ayal bila kawanan lingsang
Ikut meramaikan malam itu

Bulan separuh terperangkap
Menerangi kami berempat
Di tengah kali kecil
Bersama sebatang nyala lilin

Uahhmm...ngantuk sekali
Phiuffbrrr...dingin sekali

Thailand,  Juli 2001

“MALAM PERTAMA MENJELANG BULAN GERHANA”

Ketika tomi tak mampu hangatkan malam itu
Tenda P3K menjadi tempat yang pas bagi mereka
Selain wedang jahe dan kompor yang menyala
Juga terdapat penghangat siap saji

Tenda P3K yang yang sejatinya dikhususkan bagi para pesakitan
Kini menjadi tempat terlarang

Sementara
Para pesakitan terlantar
Di tenda lain yang dingin
Gelap lagi berembun

Tenda P3K saat itu
Lebih pantas disebut tenda pelampiasan para pria kedinginan


Thailand, 1 Juli 2001

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...