Kamis, 29 Oktober 2009

PUISI BIRU

“PASTI ’KAN KUTEMUI, NANTI…”
Tiga bulan lagi kau kembali, tapi cita-citamu tak pernah berhenti
Sungguh mulia, kau bekerja untuk kuliah
Sementara banyak orang kuliah untuk mencari kerja

Bukan jaminan kuliah untuk hidup mapan
Kau sungguh-sungguh menggenggam harapan

Tapi aku takut
Takut kalau-kalau kamu ikut
Ikut-ikutan pergaulan kampus yang….
Yang tak bias ku bayangkan,
Setidaknya saat ini
Saat ini

Saat ini tak kan ternodai persahabatan ini dua kali
Barang kali sampai kita ketemu nanti

Nanti…pasti ‘kan kutemui
Di sini
Di lain hari
Dengan lain hati
Lebih hati-hati tentunya
Ya…?

24 Maret 2009/01:03am



“KAU BERHENTI MEMANGGILKU EL”

kau berhenti memanggilku ‘el
katamu aku tiga tahun lebih tua

bukan vi’, bukan itu

tetaplah memanggilku ‘el
dan ijinkan aku
tetap memanggilmu vi’

karena sejatinya
‘el dan vi’
hanya terdiri
dari dua huruf saja.

L dan V



”HUJAN”

Sedihkah langit melihat kita
Ataukah menangisi bumi
Yang tersakiti


”MATAHARI”

Tanpa kata
Cerita
Hanya diam

Seperti
Patung candi
Berlumut

Sunyi mesti tenang
Gelisah karena beku

Seolah-olah
Aku lelah
Sebagai matahari
Pencair beku

Jarak jauh
Bukanlah kendala

Sampai kapan
Beku ini
Terus membatu



”CINTA”
Aku tak sanggup menjadi laut yang menampung setiap aliran sungai dan air hujan,tapi setidaknya aku masih bisa menampung air matamu

Tubuhku yang ringkih inipun takkan mampu mendekapmu erat, tapi setidaknya masih memberikan kehangatan yang sama seperti matahari di awal dhuha

Aku bukanlah bumi yang memelukmu saat terjatuh, tapi setidaknya aku memapahmu ketika kau terluka

Aku tak mampu menjadi apapun
Tapi cinta
Bisa merubah apapun



"HIJRIYAH"

Tahun hijriyah
dimulai dari hijrah nabi
bukan kelahirannya.

Itu artinya,
bahwa kelahiran
bukanlah satu-satunya titik awal.

Tapi sejauh mana
kita bisa berubah
menuju arah yang lebih baik.
Jadi…. ???

Wadas lintang
sekilas ada yang merintang
membendung cintaku yang tak berujung
terlintas memori menjer
telaga cintaku berjejer

memang aku tak sejajar
tak berani jujur berujar

ya, cintaku benar-benar tertinggal di sini
namun, meski berkali-kali ku singgah
tak kan kupungut lagi
lelah

tapi aku tak menyerah
karena masih kutemukan celah
menuju samudera hikmah
Garung, 28 September 2009



Jalan Pulang
selepas dari wadas lintang
ada yang kandas, ada yang hilang
entahlah, aku kalut bimbang
biarlah ku balut luka kenangan
yang tergores di jalanan
Candiroto-Wonotunggal, 29 September 2009





PRANGKO ANTIK
Terlalu lama memang, bahkan mungkin ku tlah bisa
sedikit melupakanmu, berbincang lewat lembar biru,
putih, sesekali ungu

Terlalu lama memang, mungkin benar-benar aku
tlah bisa melupakanmu, bicara lewat kabel sedikitnya
sekali dalam setahun

Terlalu lama memang,mungkin dengan mudah aku lupa
dua kata yang kau tulis saat aku terpuruk
: standing still

Terlalu lama memang, sudah tahunan kita tak berbincang
atau sekedar berbagi sapa, tepatnya selepas kau layangkan
beberapa lembar wajahmu yang kini singgah di albumku

Apa memang sudah lama ya kita terlupa
ah, tidak juga. Semalam kau jumpaiku lagi
lewat merpati gambir yang kau kirim

Di sayapnya prangko antik empat gambar
: pengrajin batik
: pemandangan laut
: gunung selimut salju
Satu lagi pahlawan nasional yang ku kenal
: bung Tomo

Liena…
di sebelah hatiku yang manakah
Engkau akan singgah



AKU, PUISI, BINTANG, GELAP, dan VI’

“malam ini tak ada puisi, hanya ada bintang dan gelap yang membuatku iri”
“kenapa mesti iri, ‘el?”
“bintang bisa terang karena gelap, dan gelap jadi lebih indah karena bintang tegap”
“bukankah itu hal yang positif? Kita bisa menikmatinya kan? Gi ada masalah ya el?”

Vi’ memang selalu mengerti, setiap kata yang terucap adalah puisi
Biar ku ibaratkan ia bintang saja
Dan aku gelapnya
Nyatanya ia memang bintang bagi keluarganya
: Ayahnya
: Ibunya; seandainya masih ada
: Kakak-kakaknya
: Adik-adiknya
, bahkan orang-orang disekitarnya

Vi’ memang bintang bagi semua orang
Dan aku bisa dengan mudah menjadi gelapnya
Tapi satu hal yang pasti,
Aku takkan mampu jadi langitnya

17 Juli 2009 01:11am




JEALOUSY

Mestikah cemburu
Bila kekasih mengingat masa lalu
Bukan tentangku bukan tentangmu
Tapi tentang dia yang takkan terhapus waktu

Lantas apa arti hadirku
Arti hadirmu
Bila tak lagi punya posisi
Di hatinya yang berselimut sangsi

Mestikah diam
Manakala kekasih tak bisa diam
Bercerita tentang mantannya
yang tak pernah terlupakan

lantas apa arti kenangan
yang sempat dirangkai bersama
hanya sebagai karangan bunga
untuk melepas kepergian cinta

tunggu dulu….

Tak biasanya aku cemburu
benarkah cintaku baru tumbuh
Benar-benar tumbuh
subur, mengakar di dalam tubuh
Sepanjang 27 Oktober 2009

Kamis, 08 Oktober 2009

jelajah

Borobudur
Adakah cinta seteguh borobudur
Bila ada, kan kudatangi kotanya
Tapi kutak mau cintaku keras bagai batu
Ataukah kusinggahi saja kota lainnya
Selomerto atau mertoyudan

kolak gratis

KOLAK GRATIS DIBULAN ROMANTIS

Siang yang melelahkan, sebenarnya bukan waktu siang yang membuat lelah, tapi aktifitas pada malam sebelumnya yang terlalu padat sehingga mewariskan kelelahan pada siang harinya.
Pagi yang cerah, seperti pagi-pagi yang telah lewat aku tetap berangkat ke sekolah meskipun agak terlambat lantaran bangun telat. Sisa lelah masih membekas di pipi kanan, untung saja tak ada sisa peta yang belum selesai aku gambar : tahu maksudnya kan? Hehe…
Tak ada hal yang istimewa di sekolah, hanya saja ada satu pertanyaan yang membuatku terpaksa menampakkan seulas senyum. Pertanyaan tentang batal tidaknya puasa seseorang yang keluar darah. Saya pikir apa , jebule ada yang berdarah karena tergores pames. Walah kalau darah yang itu sih tidak membatalkan puasa tapi kalau darah yang keluar dari….. tidak usah dijelaskan saya piker murid-muridku sudah pada tahu…. Tentu saja membatalkan puasa.
Sampai di rumah, aku rebah.lupa akan janji yang sempat terucap kemarin. Ya janji bahwa sore ini mesti ke Muhi (SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan) ada amanah yang harus diselesaikan perihal analisis SWOT dan Kurikulum SMK dalam rangka inisiasi pendirian SMK Muhammadiyah Doro.
Pukul 17.10 kami sampi di Muhi, tepatnya di asrama putri Jln Sumatra Pekalongan. Sampai di sana ada kesibukan lain ternyata ; bagi takjil di lampu merah jln KHM Mansyur berupa kolpigar sebut saja begitulah, karena memang aku gak tau namanya. Yang jelas sih kolak pisang agar-agar.
Ternyata bulan ini benar-benar romantis ya… romantis karena tiap orang berlomba mencari cinta Tuhan. Sampai-sampai cintanya kepada Tuhan melebar kepada sesama manusia; termasuk bagi-bagi takjil tadi, bukankah itu suatu perbuatan mulia yang bernilai ibadah. Tuhan juga sangat murah hati di bulan ini, tidur saja dapat pahala apalagi beramal, pasti pahalanya berlipat ganda.
Kalau ada kolak gratis dibulan romantis, ada nggak ya sarapan gratis dibulan krisis?

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...