Minggu, 01 Maret 2015

VALENTINA ROSSA

VALENTINA ROSSA

Hari ini Rossa kelihatan murung, padahal burung-burung gereja bernyanyi riang. Kontan aja temen-temennya pada heran. Coz tuh anak gak biasannya kaya gitu. Rossa adalah ketua kelas SMU Fave 1. nama aslinya sih bukan Rossa, tapi Rosalinda. Dirasa-rasa nama nama Rosalinda tuh nyebelin banget, soalnya temen temen manggilnya ”SI BINTANG TELENOVELA”, padahal Rossa kan gak suka banget sama Telenovela. Bahkan bisa dikatakan doi adalah cewek tomboy yang feminis....loh bingung kan??? Penulisnya aja gak bisa menggambarkan , haha... so sah-sah sajakan bila dirinya menamakan sebagai ”VALENTINA ROSSA” tettereeeeet teteteeeet,...gubrak!

Teras, 09.17 am
”Ros,...kenapa sih kamu murung gitu?, lagi ada masalah ya,...?” tanya Ayusya, sebenernya pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan yang basi. Sering kali di ucapkan entah disinetron, cerpen,atau novel-novel bergenre remaja. Tapi mau bagaimana lagi kalau keadaannya memang demikian. Rossa hanya diem aja, sembari tarik nafas panjang dan sesekali menghembuskannya. Kalo ada masalah ngomong dong, kali aja aku bisa bantu” desak Ayu lagi yang punya nama Ayusya Septy Maharani.
” Hmmmmghhh,...!, temen idolaku tewas yu!” kata Rossa dengan nada datar. Ayu mengerutkan keningnya dengan penuh tanda tanya
” Siapa Ros,...Rudi, Roni, atau Andi?”.
”Bukan temen Yoga, tapi temen Rossi. Lagian siapa yang ngidolain Yoga”. Hehe...padahal dari kelas satu dulu Rossa ngejar-ngejar Yoga si bintang basket loh, tapi giliran sekarang dah jadi ceweknya biasa aja tuh.
”wow...exciting!!! kamu punya idola baru ya? Atau jangan- jangan Rosihan Anwar kelas 2.4 yang punya julukan Ocit”. Rasa penasaran Ayu tak terbendung, beberapa pertannyaan menyerang Rossa.
Demi mendengan pernyataan Ayu tadi, Rossa uring-uringan.
”nggak ada sejarahnya aku yang cantik gini ngidolain cowok macam ocit. Udah kecil, dekil, item lagi...iiih najiiis tralalaaa! Amit-amit deh”.
Itu tuh yang dinamakan tomboy feminis, meskipun casingnya tomboy, tapi ngakunya cantik. Tapi emang bener cantik ding.
” Ye...siapa bilang gak ada sejarahnya, lha wong Ande-ande lumut yang cakep aja malah milih Kleting Kuning yang jewlek dibanding saudaranya.”
”udah-udah, gak perlu dibahas, lagian itukan Cuma cerita dongeng. Mendingan kita kekantin aja sekarang,...!”
”Ross...!”.
”Apa?”
”Liat deh kesini” begitu Rossa menoleh, tiba-tiba ...
”THEEENG!!!” seru ayu sambil menjentikan jarinya kehidungnya sendiri sebagai ungkapan kemenangan atas Rossa.
”satu-kosong” seru Ayu lagi.
” Sialan,...awas loh tunggu pembalasanku,...! heheheheh!” loh kok kaya mak lampir dalam misteri gunung merapi.

Kantin, 09.21 am
Kehilangan, satu kata yang mungkin sulit untuk diterjemahkan. Tapi bukan lantaran kehilangan, Rossa jadi sedih. Justru efek dari kehilanganlah yang membuatnya sedih. Loh bukannya itu sama juga dengan efek kehilangan?. Tak taulah, Rossa sedih bukan karena kehilangan seseorang, ia hanya sedih memikirkan orang yang ditinggalkan.
”Woi,... ngelamun aja, tuh es jeruknya diminum! Yang lalu biarlah berlalu. Emangnya temen siapa sih yang meninggal?”
”Temen Rossi, pembalap motogp. Masa kamu gak tahu?”
”oh...kirain temen oc....”
Belum sempet nglanjutin kata-kata tersebut, Rossa sudah siap dengan karet gelang yang mau di jepretin ke muka Ayu.
”nyadar non, diem-diem gitu ocit juga pembalap loh!”
”haah, ocit pembalap yah bener aja!!!”
”beneran, suer. Ocit tuh pemuda berbadan gelap, hahaha...dua-kosong”
Kali ini rossa hanya diam, bener-bener diam. Hanya saja diamnya bukan menunjukkan ketenangan, melainkan amarah yang tak bisa di bendung: mungkin. Ya Rossa melotot, menampakkan taringnya yang cantik, karena justru taring yang tak setajam punya drakula itulah yang membuat senyumnya mertambah manis. Menyeringai bak srikandi (gak kejem nyebut srigala). Ayu keki juga ternyata, salah tingkah, tak ada jalan lain kecuali ambil langkah seribu. Tapi sayang, bagaimana mau ambil langkah seribu, sementara ayu masih ngutang limaribu sama ibu kantin, ketahuan ngemplang ya!!!
Melihat ayu kebingungan alis rossa yang tadinya mirip bulan sabit kembar menakutkan kini kembali datar. Seringaian yang nanggal sepisanpun (salah ya) kini kini berubah menjadi bulan separuh dan sesaat kemudian langsung purnama. Rossa tertawa ngakak. ”ketipu,,,,!!!, Dua-Satu”
”ah kamu nakut-nakutin aja,.....! tapi syukurlah kamu bisa tertawa lagi”
” iya... itukan berkat Ayu. Oleh karena itu nih tak kasih foto idolamu,kamu memang sahabatku yang pualinggggg baik..Mwah!!!!(ih norak ah)
Ketika di buka ternyata selembar uang limaratusan.


DAIJIRO KATOH IN MEMORIAM, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...