Minggu, 02 Januari 2011

SURAT SAHABAT

KALAU ADA WAKTU MAIN KE RUMAH YA?
“Dimana kawanku, inginku menyapa. Beri aku ruang, tempatkan diriku.
Dimana kawanku, semakin menjauh. Beri aku arti, tak ingin berbeda.”(Padi)




Kemajuan teknologi seakan-akan mempersempit dunia ini. Yang jauh jadi dekat, yang dekat semakin dekat. Menurutku pernyataan itu tidak sepenuhnya benar,bahkan bias jadi sebaliknya: yang dekat jadi jauh, yang jauh semakin jauh. Dengan kemajuan teknologi, untuk berkomunikasi tidak mesti bertatap muka. Bias lewat tetefon, HP, atau chating via internet. Teman bicara tidak hanya tetangga depan rumah saja, bahkan bias saja dari mancanegara. Hal inilah yang sedikit banyak berpengaruh terhadap pergaulan. Silaturrahmi jadi berkurang, butuh sesuatu tinggal sms. Kalau kita ambil positifnya sih silaturrahmi tidak mesti bermuwajahah. Komunikasi via surat, telepon, maupun internet juga bisa dikatakan sebagai sarana silaturrahmi untuk saling tanya kabar, uluk salam, serta cerita panjang lebar.
Sarana komunikasi yang kian maju justru membuatku jauh dari sahabat penaku. Layyinatus Syifa, gadis yang aku kenal melalui tabloid Yunior, sisipan Koran Suara Merdeka edisi Minggu di rubric Terminal Puisi, taun 2002 tepatnya. Awalnya aku iseng membuat karu ucapan lebaran, tapi bingung mau dikirim untuk siapa. Ketika ku baca YUNIOR, ku temukan satu nama Layyinatus Syifa. Saya kira masih kelas V SD ternyata sudah kelas I SMA.
Layyinatus Syifa, lama tidak ada kabar, baik-baik sajakah kamu sekarang? Itu suratmu yang kau kirim pada tahun 2002. Sekarang sudah 9 tahun ya. 10 tahun lagi nggak apa-apa kan? Berarti masih 1 tahun lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PAK CIK

“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...