Sabtu, 01 November 2025

Empowering & Leadership

 


“Bila ada bursa jual beli organ tubuh manusia,

yang paling mahal adalah otak, jarang dipakai sih.

Sementara, yang paling murah adalah hati

karena telah hancur berkeping-keping sejak remaja”

 

 

Kegiatan Empowering and Leadership FKKS SD/MI Muhammadiyah Jawa Tengah telah diprogramkan sejak awal tahun 2022 dan telah disosialisasikan di grup FKKS Jateng maupun grup-grup sejenisnya. Namun hingga H-7 peserta yang ditargetkan jauh dari kuota. Ada wacana untuk reschedule, mengingat banyak Kepala Sekolah yang berminat namun telah memiliki agenda lain. Reschedulepun belum tentu menambah jumlah peserta, bisa jadi yang sudah mengunci tanggal tersebut malah tidak bisa ikut. Maka kita tetap lanjut apapun yang terjadi.

Seiring berjalannya waktu, detik-detik terakhir kuota tutup mulai ada penambahan peserta. Mungkin sudah menjadi ciri bangsa merdeka yang punya slogan “Belanda masih jauh” sehingga terkesan santai dalam menghadapi apapun. Maka untuk melawan slogan tersebut, dibuatlah slogan baru, “sing keri cokot boyo” yang berarti yang terlambat digigit buaya. Padahal boyo saiki nek nyokot keri (buaya sekarang kalau menggigit, geli).

Materi awal disampaikan oleh Raden Ridwan Hasan Saputra tentang kecerdasan suprarasional. Kecerdasan suprarasional adalah konsep yang ditemukan beliau merujuk pada tingkat kecerdasan yang melampaui kemampuan rasional atau logika semata. Dalam pandangannya, kecerdasan ini tidak hanya didasarkan pada kemampuan berpikir secara rasional dan analitis, tetapi juga mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang aspek-aspek non rasional dalam kehidupan, seperti  intuisi, perasaan, dan pengalaman spiritual.

Yang menarik bagi saya dari penjelasan Pak Ridwan adalah selain kwadran X dan Y ternyata masih ada lagi kwadran Z. Kwadran X mewakili kekuatan, Y otak atau pikiran, Z hati. Atau kalau boleh saya sebut sebagai triple H (Head, Hand, and Heart).

                Orang yang bekerja hanya mengandalkan kekuatan, hasilnya akan terbatas. Pun demikian , yang hanya mengandalkan otak saja, juga terbatas. Tetapi kalau dilandasi dengan hati, maka hasilnya akan maksimal. Istilah sekarang disebutkan sebagai kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Dengan keikhlasan, maka ridho Allah selalu menyertai.

Kenyataannya pada zaman serba rasional ini, masih banyak yang tidak menggunakan akalnya sehingga banyak terjadi korban penipuan, entah yang berkedok investasi maupun give away.  Atau justru karena Mengagungkan akal sehingga menggunakan akal untuk hal yang negatif, menipu, memanipulasi, dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana dengan hati? Dalam hati ada perasaan cinta, empati, kepedulian namun juga ada rasa benci, dendam, serta ketakutan yang tidak rasional. Banyak hati para remaja yang hancur berkeping-keping karena putus cinta. Berubah jadi benci, dendam, ataupun trauma.

Maka, bila ada bursa jual beli organ tubuh manusia, yang paling mahal adalah otak, jarang dipakai sih. Sementara, yang paling murah adalah hati karena telah hancur berkeping-keping sejak remaja.

                Eits, tapi otak dan hati bukan buatan manusia yang bila dipakai terus akan aus. Yang ini istimewa, semakin dipakai, diasah, semakin berkembang. Dengan pengetahuan kita bisa membedakan yang benar dan salah. Dengan hati bisa menempatkan sesuatu dengan tepat. Dalam falsafah Jawa dikenal  bener durung mesti pener. Untuk njlentrehke falsafah Jawa tersebut, sepertinya Syech Pujiono lebih paham.

Minggu, 23 Maret 2025

MATAHARI TENGGELAM


 

Kemarin, Syadza Adiba Disyacitta anakku plesir ke pantai bersama bundanya dan ibu-ibu RT 4.

Sampai rumah selepas Maghrib.
Dia bertanya "Yah, kenapa sih matahari bisa tenggelam?"

"Karena tidak bisa berenang, Dek" jawabku.

ORANG DALAM

“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, 
namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri” 
-Soekarno- 

Hari ini, 30 September 2024. Tepat 59 tahun lalu terjadinya Gerakan 30S/PKI. Bendera setengah tiang dikibarkan. Mengenang sejarah kelam pasca kemerdekaan. Sejarah berasal dari kata syajarotun yang artinya pohon, bercabang, simpang siur, tergantung siapa penulisnya, begitupun bagian yang tak nampak, mengakar kuat. 

Belajar sejarah bukan melulu tentang apa, siapa, di mana, dan kapan. Namun lebih penting lagi mengapa dan bagaimana. Mengapa penjajahan bisa terjadi, dan bagaimana kita bisa lepas dari penjajahan. 

Memang, ada benarnya juga melawan penjajah lebih mudah daripada melawan orang dalam. Ya, tahu sendiri kan? Orang dalam kebanyakan gila. Adakah yang menyebut orang dalam waras? Kalau yang menyebut orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) pasti banyak. 

Wong edan kok dilawan!

Senin, 03 Februari 2025

MISTERI SIRIH KEMBAR

“Daun sirih yang tulang daunnya bertemu dalam satu ujung dapat mengantarkan kita ke dalam mimpi seseorang, berani coba?”

Pada tahun 1990an televisi adalah barang mewah. Di desa hanya beberapa orang saja yang memilikinya. Namun ketiadaan itu justru mempererat persaudaraan. Para tetangga bisa berkumpul tiap malam dalam satu tempat, meskipun pemilik televisi juga ada yang tidak berkenan; kalau tidak mau dikatakan pelit. Bukan apa-apa sih, kadang penonton juga tidak tahu diri membawa makanan, minuman, bahkan merokok yang akhirnya mengotori rumah pemilik TV.

Aku anak bungsu dari tiga bersaudara, satu saudara tiri dan dua saudara kandung. Ayahku seorang pedagang, pedagang apa saja terutama hasil perkebunan. Bila musim durian tiba, rumahku penuh dengan buah durian, biasanya teman-temanku ikut melangsir dari rumah sampai ke angkutan. Setelah selesai, ayahku membelah beberapa durian untuk kami makan. Waktu itu harga durian Rp 200,00 – Rp 500,00.

Sebagai anak bungsu, hampir semua permintaanku dipenuhi, kecuali mainan. Maka suatu kali aku minta TV, dibelikan aku TV Sharp 14` hitam putih kalau tidak salah harganya Rp 300.000,00 pada waktu itu.

Televisi membuat aku menjadi anak rumahan. Bagaimana tidak, tanpa keluar rumahpun teman-teman sering main kerumahku. Apalagi kalau malam Jum’at . Acara favorit kami Combat dan film horor Friday 13th. Combat dimulai lebih awal, selisih beberapa jam sebelum Friday 13th.

Seberapa menyenangkannya dirumah, anak-anak tetap saja ingin bebas bermain di luar. Biasanya selisih waktu tersebut kami gunakan untuk bermain petak umpet atau kucing-kucingan. Entah karena kelelahan atau ketakutan, sebelum film horor usai kami terlelap.

Hari Kamis adalah hari yang paling menyenangkan bagi kami. Pelajaran di sekolah hanya 2 : Orkes dan Kertangkes. Sekolah kami sekolah pinggiran yang gurunya tidak genap enam. Maka setiap hari Kamis pelajaran Orkes untuk siswa kelas 1 – 6 bermain bersama. Biasanya bermain bola kasti, atau dibagi dua yang putra sepak bola, yang putri bola kasti atau lompat tali.

Usai pelajaran kami diperbolehkan main di sungai yang sangat jernih dengan syarat pulang membawa batu. Kata Pak Guru batu itu dikumpulkan untuk membuat taman sekolah. Diantara kami tidak ada yang terpaksa melakukannya. Bagi kami mendapat perintah guru adalah suatu kehormatan. Pulang dari sungai pelajaran kertangkes. Biasanya menggambar bebas dan yang sudah selesai boleh pulang lebih dulu.

Entah ide dari siapa, siang itu mereka berencana menginap di rumahku untuk mencoba suatu rahasia. Kata salah satu temanku, daun sirih yang tulang daunnya bertemu dalam satu ujung bisa mengabulkan permintaan kami lewat mimpi. Maka kamipun berburu daun sirih tersebut. Mereka menyebutnya sirih kembar.

Setelah kami menemukan daun sirih kembar, kemudian kami menuliskan nama sendiri dan nama seseorang yang ingin kita temui lewat mimpi kemudian ditaruh di bawah bantal. Ah ternyata dulu aku pernah tertarik kepada seseorang. Seperti apa ya dia sekarang?. Hampir-hampir aku tak ingat lagi wajahnya. Maklum dia bukan orang sini, lagi pula hanya 1 tahun ia sekolah disini. Yang ku ingat pasti dari dia, putih, manis, sesuai dengan namanya, serta hidungnya keringetan, sesuatu yang unik bagiku masa itu. Hmmm....Kau tau apa yang terjadi setelah itu?

Aku pikir aku bakal mimpi bertemu dengannya persis di pilem-pilem India Bazigar atau Afsana Pyar ka, nyanyi-nyanyi, nari-nari, guling-guling di rerumputan. Ternyata,... kau tau tidak apa yang akan terjadi setelah itu? Kalau kau tahu kasih tahu aku ya?

gambar dari tokopedia

MAC GYVER JUNIOR

Dulu, dulu sekali saya pernah mendapatkan gelar Mc. Gyver Junior. Seingatku waktu kelas 4 atau kelas 5 MI. Sore itu kami mau bermain bola, namun bola kami pecah. Kami ingat bahwa sekolah punya bola baru yang tidak boleh kami pinjam. Maka kamipun berencana meminjam bola tersebut tanpa ijin. Caranya dengan membuka jendela kantor Kepala Sekolah. Memanfaatkan sebilah bambu pagar dan plastik es yang ditarik sehingga menjadi seutas tali untuk dijadikan simpul, saya mulai beraksi. Tubuh slimku diangkat, dan tangan kecilku masuk ventilasi jendela. Simpul plastik saya arahkan ke grendel jendela, sekali tarik jendelapun terbuka. Kami masuk mengambil bola yang dimaksud.

Waktu itu sepak bola memang olah raga favorit kami, yah meskipun setiap kali main saya selalu kebagian jadi keeper. Maklum, saya termasuk tipe lelaki yang setia. Gawang saja dijaga, apalagi anak mertua. Sementara teman lain lebih memilih jadi penyerang, yang suka menembak, tak peduli diterima atau ditolak.

Setelah selesai bermain bola, kami kembalikan ke tempat semula. Melihat stempel di meja, teman-temanpun mulai bermain dengan stempel, lengan kiri kanan dicap dengan stempel gudep 71/72. Esoknya kami ketahuan, gara-gara dengan bangganya pamer tato tunas kelapa. Kami disidang, dan diganjar hukuman tawaf keliling sekolah entah berapa kali banyaknya.

Kemarin, saya berangkat lebih pagi dari biasanya, terlihat Pak Mul petugas kebersihan di tempat saya bekerja sedang melakukan sesuatu di depan pintu kelas 2. Ternyata pintunya tidak bisa dibuka dari luar karena slot pintunya rusak. Sementara pintu tembus ke kelas sebelah tertutup rak buku. Sayapun mencoba kemampuan lama saya. Bermodal rantai dan kabel bekas yang saya temukan di gudang, sayapun melakukan cara yang sama seperti saat meminjam bola tanpa ijin.

Tenang saja, kali ini kepala sekolah tidak akan menyidang dirinya sendiri. Pintupun bisa dibuka dari dalam, tepat ketika satu dua anak mulai berdatangan.

Gambar diambil dari https://encrypted-tbn2.gstatic.com/

Empowering & Leadership

  “Bila ada bursa jual beli organ tubuh manusia, yang paling mahal adalah otak, jarang dipakai sih. Sementara, yang paling murah adala...