“Bila
ada bursa jual beli organ tubuh manusia,
yang
paling mahal adalah otak, jarang dipakai sih.
Sementara,
yang paling murah adalah hati
karena
telah hancur berkeping-keping sejak remaja”
Kegiatan Empowering and Leadership
FKKS SD/MI Muhammadiyah Jawa Tengah telah diprogramkan sejak awal tahun 2022
dan telah disosialisasikan di grup FKKS Jateng maupun grup-grup sejenisnya.
Namun hingga H-7 peserta yang ditargetkan jauh dari kuota. Ada wacana untuk
reschedule, mengingat banyak Kepala Sekolah yang berminat namun telah memiliki
agenda lain. Reschedulepun belum tentu menambah jumlah peserta, bisa jadi yang
sudah mengunci tanggal tersebut malah tidak bisa ikut. Maka kita tetap lanjut
apapun yang terjadi.
Seiring berjalannya waktu,
detik-detik terakhir kuota tutup mulai ada penambahan peserta. Mungkin sudah
menjadi ciri bangsa merdeka yang punya slogan “Belanda masih jauh” sehingga
terkesan santai dalam menghadapi apapun. Maka untuk melawan slogan tersebut,
dibuatlah slogan baru, “sing keri cokot boyo” yang berarti yang
terlambat digigit buaya. Padahal boyo saiki nek nyokot keri (buaya
sekarang kalau menggigit, geli).
Materi awal disampaikan oleh Raden
Ridwan Hasan Saputra tentang kecerdasan suprarasional. Kecerdasan suprarasional
adalah konsep yang ditemukan beliau merujuk pada tingkat kecerdasan yang
melampaui kemampuan rasional atau logika semata. Dalam pandangannya, kecerdasan
ini tidak hanya didasarkan pada kemampuan berpikir secara rasional dan
analitis, tetapi juga mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang aspek-aspek
non rasional dalam kehidupan, seperti intuisi,
perasaan, dan pengalaman spiritual.
Yang menarik bagi saya dari
penjelasan Pak Ridwan adalah selain kwadran X dan Y ternyata masih ada lagi
kwadran Z. Kwadran X mewakili kekuatan, Y otak atau pikiran, Z hati. Atau kalau
boleh saya sebut sebagai triple H (Head, Hand, and Heart).
Orang yang bekerja hanya
mengandalkan kekuatan, hasilnya akan terbatas. Pun demikian , yang hanya
mengandalkan otak saja, juga terbatas. Tetapi kalau dilandasi dengan hati, maka
hasilnya akan maksimal. Istilah sekarang disebutkan sebagai kerja keras, kerja
cerdas, dan kerja ikhlas. Dengan keikhlasan, maka ridho Allah selalu menyertai.
Kenyataannya pada zaman serba
rasional ini, masih banyak yang tidak menggunakan akalnya sehingga banyak
terjadi korban penipuan, entah yang berkedok investasi maupun give away. Atau justru karena Mengagungkan akal sehingga
menggunakan akal untuk hal yang negatif, menipu, memanipulasi, dan lain
sebagainya.
Lantas bagaimana dengan hati? Dalam
hati ada perasaan cinta, empati, kepedulian namun juga ada rasa benci, dendam,
serta ketakutan yang tidak rasional. Banyak hati para remaja yang hancur
berkeping-keping karena putus cinta. Berubah jadi benci, dendam, ataupun
trauma.
Maka, bila ada bursa jual beli organ
tubuh manusia, yang paling mahal adalah otak, jarang dipakai sih. Sementara, yang
paling murah adalah hati karena telah hancur berkeping-keping sejak remaja.
Eits, tapi otak dan hati bukan
buatan manusia yang bila dipakai terus akan aus. Yang ini istimewa, semakin
dipakai, diasah, semakin berkembang. Dengan pengetahuan kita bisa membedakan
yang benar dan salah. Dengan hati bisa menempatkan sesuatu dengan tepat. Dalam
falsafah Jawa dikenal bener durung
mesti pener. Untuk njlentrehke falsafah Jawa tersebut, sepertinya
Syech Pujiono lebih paham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar