Jumat, 17 November 2017
BINTANG TANPA LANGIT
Sabtu, 23 September 2017
PETUAH UNTUK EL
Apa manfaat buku bila tak dibaca?
hanya sebagai pajangan yang tak kekal.
El, kau pikir buku membuatmu kekal?
Pikirkanlah, tulisan yang membuatmu abadi!
Kau pikir membaca membuatmu tahu segalanya?
Keluarlah, temukan duniamu yang nyata!
Hidup ini tak sekadar susunan teori
kau mesti membuktikan atau mematahkannya
bila perlu kau susun teori baru sesuai zamanmu.
Biar anak cucumu yang membuktikan atau mematahkan
begitu seterusnya
Jumat, 22 September 2017
Rabu, 20 September 2017
DAUN SURGAWI
IRIAN JAYA
19
LAIN
BOTOL KECAP
Rabu, 13 September 2017
BAJA
“Sekuat – kuatnya baja, akhirnya patah juga”
Hari itu ada penjual arit dan alat pertukangan mampir di sekolahan. Saya tidak begitu tertarik karena biasanya barang yang di iderkan harganya lebih mahal dari harga pasar. Kalaupun lebih mahal sebetulnya sih tidak terlalu, karena kita dimudahkan tanpa meluangkan waktu dan biaya transportasi serta parkir ketika harus ke pasar. Namun saya berubah pikiran ketika pedagang menawarkan harga 25 ribu rupiah, menurut saya itu harga sudah murah dibanding harga pasaran yang 35ribu rupiah, belum lagi biaya lain-lain yang harus dikeluarkan apabila beli di pasar.
Saya memilih satu arit bagong untuk menebas semak-semak karena memang saya belum punya. Sedangkan arit biasa untuk potong rumput saya sudah punya. Saya pilih yang gagangnya kayu keras, karena yang di jual di pasar kelemahannya ada pada gagangnya, sering pecah. Akhirnya saya putuskan beli satu dengan gagang kayu jati. Saya coba menyayat ke punggung arit lain yang ada di sekolah, luar biasa, semuanya tergores namun arit yang ada di sekolah saya coba goreskan di arit yang saya beli tidak tergores sedikitpun. Saya bayar dengan harga pas tanpa menawar.
Sesampainya di rumah, saya coba babat semak di kebun. Ternyata tidak setajam yang saya perkirakan, maklum masih baru belum diasah ulang. Saya asah setajam-tajamnya saya coba untuk memotong kayu yang lebih keras, bahkan ujungnya sempat mengenai batu, namun tidak bengkok sedikitpun. Benar-benar kuat arit ini. Padahal arit yang saya punya ketika kena batu sedikit saja sudah bengkok. Lalu saya coba untuk memotong bambu. Dalam waktu singkat patah, bukan bambunya, tapi aritnya.
Ternyata sekuat-kuat baja akhirnya patah juga, justru ketika memotong bamboo, bukan batu yang sama-sama kerasnya.
Doro, 11 September 2017
Rabu, 06 September 2017
KOLEKTIF KOLEGIAL
“Kalo cuman elo yang aktif, elo juga yang bakal ketiban sial”
Malem ini sebetulnya gue udah ngantuk, lampu udah gue matiin, tinggal nge-off-in mata; merem. Belom sempet gue merem, terdengar ketukan dan salam, gue jawab lalu gue persilain masuk. Ternyata dua adekku nganterin undangan, ada pesta katanya. Ya pesta dua tahunan yang gue sendiri pernah jadi ketua panitianya. Agendanya bulan ini, tinggal beberapa hari lagi, sebenernya sih gue keberatan coz dah punya agenda di tanggal yang sama. Namun, bagaimanapun juga gue pernah menjadi bagian dalam pesta itu, ngerasain susahnya jadi panitia. waktu rapat yang dateng cuman empat. Kalopun sampe sebelas, amblas satu persatu hingga tinggal tujuh, itu jumlah maksimal.
Sedikit ngenang masa taon 2008an, ngomongin panjang, lebar, luas, tinggi, dan isi. Panjang jalan yang mesti ditempuh para aktivis, kadang kagak nyadar tubuh dan isi kantong kian menipis. Mesti lebar pantat nungguin temen mo molai rapat, belom datang udah bilang telat, rapat jam satu datang jam empat, gimana kagak lebar nih pantat. Luas, elu-elu pade kudu awas, kudu punya agenda pribadi sebelom pribadimu diagendakan, yakin yang namanya organisasi kagak ada ngetemnya, justru ngetemnya tuh kebanyakan karena nungguin temen-temen yang pada mau rapat. Waktu rapat nih biasanya yang dibicarakan tinggi-tinggi sekali kiri-kanan nggak liat-liat lalu jatuh ke jurang (kayak lagu naik-naik ke puncak gunung aja ya?) ya emang gitu sih, maklum darah muda darahnya para remaja yang selalu merasa gagah tampil di muka bilangnya ogah (sembari bersenandung kidungnya Wak Haji Oma Irama). Lah kalo kayak gini gimana visi yang tinggi bakal tercapai? Okelah gak usah tinggi-tinggi yang penting berisi, kalo gini tumbuh ke atas apa ke samping? Apapun bolehlah yang penting pas ada kegiatan jangan menyamping, orang jawa bilang “Melu keplok ora melu tombok”.
Ternyata apa yang gue rasain juga dirasain oleh adek-adek gue. Gak iklas kali ye! Iklas gak iklas, coba bayangin. Yang punya organisasi pelajar, anggotanya pelajar, yang merancang program juga pelajar, bisa-bisanya waktu semesteran malah mikirin rapat kegiatan, gak heran kalo dulu ada plesetan IRM (Ikatan Remidi Matematika), hahaha. Kalo gue sih matematika gak pernah remidi, maklum gue anak IPS, mo ambil computer takut kesetrum. Nah ini nih yang bikin kolektif kolegial gak berjalan gimana mestinya. Biasanya yang aktif mesti terlibat dalam setiap program bidang meski bukan bidangnya sendiri. Kalo tidak terlihat mesti dicurigai, udah molai mementingkan diri sendiri, gak loyal lagi, gak setia sumpah janji pas pelantikan, kudu mentingin organisasi di atas kepentingan pribadi dan golongan, what? Lo kira organisasi penjara baru? Organisasi tuh memerdekakan, bukan membelenggu. Meringankan, bukan merongrong keuangan. Menggembirakan, bukan menggeringkan badan, maklum kebayang dulu beratnya cuman 35Kg, Alhamdulillah sekarang udah nambah, 45Kg sudah, namun selalu ditolak kalo mo donor darah).
So, kalo cuman elo yang aktif, elo juga yang ketiban sial, bukan kolektif kolegial namanya. Kolektif kolegial gak sekadar pimpinan yang aktif, elo-elo pade para anggota juga kudu aktif, pan elo juga yang milih pimpinan. Jadi kagak ada lagi peribahasa “ringan sama dijinjing, berat elo yang pikul”. Udah saatnya kite serukan “ Bersatu kita teguh, bercerai jangan sampai!” (nyarinya lagi susah soalnya, hehe).
Dimanapun jari ini melompat, antara pertengahan Desember 2016 – 6 September 2017 (00:44)
*) sorry, sengaja keluar dari pakem Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi tidak patut ditiru ya!
KACAMATA TEMBUS PANDANG
Kamis, 17 Agustus 2017
DINAMIKA
Selama hidup ada terang dan redup.
Sukses dan gagal gembira dan sedih.
Ketika redup, bukan malah ditutup agar tidak kelihatan.
Begitu pula gagal bukan untuk dibenamkan agar orang tidak tahu bahwa diri ini gagal,
bukan pula untuk dipamerkan.
Gagal ya gagal saja bukan kesuksesan yang tertunda.
Kesuksesan akan diraih bila bangkit dari keterpurukan,
keberanian untuk jatuh dan bangkit,
putus asa dan harapan,
membuat kita jadi manusia seutuhnya,
bukan sekadar segenggam tanah,
setetes nutfah,dan
segumpal darah.
Sabtu, 27 Mei 2017
Rabu, 18 Januari 2017
COWOK BLORA
Ceritamu tentang Sri
mengingatkanku pada suatu masa
usia tujuh belas yang bebas memilah
dan memilih hati
tentu saja bagi sebagian remaja pada umumnya
namun bagiku tidak
meski hatiku juga punya pilihan
namun tetap aku tahan
dan kau tahu
saat yang seseorang yang ku pilih lebih memilih temanku
sakitnya sungguh luar biasa
Aku cowok blora
pantang bagiku untuk merana
hingga datang suatu waktu
dua Sri mengejarku
lalu terjatuh
sementara aku lari menjauh
Aku cowok blora
jomBLO RA nguati haha
Sudahlah
akhirnya Sri juga yang menjatuhkan hatiku
dan aku mantapkan untuk memilihnya
namun tetap saja aku berusaha menahan diri
tidak mengatakannya hingga saatnya tiba
tiba-tiba ia lebih memilih temanku juga
Sri terserah kamu sajalah
lagipula aku masih kuat jadi cowok blora
jomBLO RA nguati haha
Ah Sri
ternyata kamu memang baik hati
kau perkenalkan teman terbaikmu
yang sekarang menjadi istriku
mengingatkanku pada suatu masa
usia tujuh belas yang bebas memilah
dan memilih hati
tentu saja bagi sebagian remaja pada umumnya
namun bagiku tidak
meski hatiku juga punya pilihan
namun tetap aku tahan
dan kau tahu
saat yang seseorang yang ku pilih lebih memilih temanku
sakitnya sungguh luar biasa
Aku cowok blora
pantang bagiku untuk merana
hingga datang suatu waktu
dua Sri mengejarku
lalu terjatuh
sementara aku lari menjauh
Aku cowok blora
jomBLO RA nguati haha
Sudahlah
akhirnya Sri juga yang menjatuhkan hatiku
dan aku mantapkan untuk memilihnya
namun tetap saja aku berusaha menahan diri
tidak mengatakannya hingga saatnya tiba
tiba-tiba ia lebih memilih temanku juga
Sri terserah kamu sajalah
lagipula aku masih kuat jadi cowok blora
jomBLO RA nguati haha
Ah Sri
ternyata kamu memang baik hati
kau perkenalkan teman terbaikmu
yang sekarang menjadi istriku
SANITASI MEMORI
Memoriku mengalir
Seiring malam yang kian lingsir
Baru kusadari ternyata dulu kita pernah begitu dekat
Saling tukar pendapat hingga curhat
Mengapa kita tak bersatu saja
Mungkin saja kita tak ingin tergesa menyatukan langkah
meski ku yakin rasaku rasamu tak pernah salah
Biarlah memori ini terus mengalir kemana-mana
barangkali akan bermuara di tempat yang sama
entah kapan masanya
Langganan:
Postingan (Atom)
PAK CIK
“Semua gambar diawali dari sebuah titik” Pak Cik aku memanggilnya, bukan sebutan paman dalam Bahasa Melayu. Beliau adalah Pak Mucikno, Gur...